UNSUR-UNSUR PENDIDIKAN
DALAM KONSEP ISLAM
(Filsafat Pendidikan
Islam)
Dosen pembimbing:
Ka’ Sunarto.M.Pd.I
Di susun Oleh:
M.Mahfudz Nasir :
1511010297
Latifatul Fitriya : 1511010293
Tugas Kelompok 11 Kelas F Semester 1
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI RADEN INTAN
LAMPUNG TAHUN AJARAN 2015/2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT.
yang telah melimpahkan rahmat, taufik,serta hidayahnya,sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Unsur-Unsur Pendidikan Dalam Konsep
Islam”. Makalah ini di susun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah “ Filsafat
Pendidikan Islam“.
Demikian pengantar yang dapat penyusun
sampaikan,dimana penyusun pun sadar bahwasanya penyususn hanyalah seorang
manusia yang tak luput dari kesalahan dan kekurangan, sedangkan kesempurnaan
hanyalam milik Allah SWT. Sehingga dalam penulisan dan penyusunan masih jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang konstruktif dan senantiasa penulis terima dalam upaya
evaluasi diri
Akhirnya penyusun hanya bias
berharap bahwa dibalik tidak
kesempurnaan penyusunan makalah ini dapat di temukan sesuatu yang bisa
memberikan manfaat dan hikmah bagi penyusun,pembaca dan bagi seluruh
mahasiswa mahasiswi institute agama
islam negeri raden itan lampung
Amiin amiin amiin ya mujibassailiin
Bandar lampung, 25 November
2015
Penyusun
DAFTAR ISI
Hal
KATA PENGANTAR................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................... ii
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LatarBelakang................................................................................... 1
B.
RumusanMasalah............................................................................... 1
C.
TujuanPenyusunan............................................................................. 1
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Pendidikan ................................................................... 2
B. Unsur-unsur Pendidikan dalam Agama Islam............................... 2
1. Peserta Didik..................................................................................... 3
2. Pendidik (orang yang memberikan pendidikan)................................... 5
3. Interaksi Dan Tujuan Pendidikan........................................................ 7
4. MateiPendidikan................................................................................ 9
5. Alat pendidikan.................................................................................. 9
6. Lingkungan Hidup.............................................................................. 11
BAB III
PENUTUP................................................................................................... 13
A.
Kesimpulan........................................................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 14
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pendidikan adalah suatu
yang harus di perhatikan penuh oleh semua manusia karena Proses pendidikan itu
dilaksanakan sangat menentukan kualitas hasil pencapaian tujuan pendidikan.
Kualitas proses pendidikan menggejala pada dua segi yaitu kualitas komponen dan
kualitas pengelolaannya. Kedua segi tersebut, satu sama lain saling bergantung.
Walaupun komponen-komponennya cukup baik, seperti tersedianya sarana dan
prasarana serta biaya yang cukup, jika tidak ditunjang dengan pengelolaan yang
handal maka pencapaian tujuan tidak akan tercapai secara optimal. Yang menjadi
tujuan utama pengelolaan proses pendidikan yaitu terjadinya proses belajar dan
pengalaman belajar yang optimal.
Batasan mengenai
pendidikan yang dibuat oleh para ahli beraneka ragam, dan kandungannya berbeda
yang satu dari yang lain. Perbedaan tersebut mungkin karena orientasinya,
konsep dasar yang digunakan, aspek yang menjadi tekanan, atau karena falsafah
yang melandasinya. Karena pendidikan secara garis besar merupakan sarana yang
paling penting dalam sebuah proses tranformasi budaya. Sebagai proses
transformasi budaya, pendidikan diartikan sebagai kegiatan pewarisan budaya
dari satu generasi ke generasi yang lain. Nilai-nilai budaya tersebut mengalami
proses transformasi dari generasi tua ke generasi muda. Ada tiga bentuk
transformasi yaitu nilai-nilai yang masih cocok diteruskan misalnya nilai-nilai
kejujuran, rasa tanggung jawab, dan lain-lain.
Selain itu, pendidikan
juga Sebagai proses pembentukan pribadi, pendidikan diartikan sebagi suatu
kegiatan yang sistematis dan sistemik terarah kepada terbentuknya kepribadian
peserta didik.
B.
Rumusan Masalah
a.
Apa pengertian
pendidikan?
b.
Apa pengertian
unsur-unsur pendidikan?
c.
Apa sajakah
Unsur-unsur pendidikan dalam konsep islam?
C.
Tujuan Penyusunan
a.
Agar mengetahui
tentang pengertian pendidikan.
b.
Agar mengetahui
tentang Unsur-unsur pendidikan dalam konsep islam.
c.
Untuk memenuhi
tugas dari Mata kuliah Filsafat Pendidikan Islam.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Pendidikan
Pendidikan di sebut sebagai suatu
proses belajar mengajar karena
pendidikan selalu melibatkan seorang guru
yang berperan sebagai tenaga pengajar
dan murid sebagai peserta didik. [1]Menurut
jhon dewey pendidikan adalah the general theory of education. Jhon dewey tidak
membedakan filsafat pendidikan dengan teori pendidikan.Ki hajar dewantara juga
berpendapat pendidikan adalah tuntunan dalam hidup tumbuhnya anak-anak,
maksudnya pendidikan yaitu menuntun
segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak
itu agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah
mencapai keselamatan dan ketentraman
Pendidikan adalah hidup (segala pengalaman belajar yg
berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. Segala situasi hidup
yang mempengaruhi pertumbuhan individu, suatu proses pertumbuhan dan
perkembangan, sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungan sosial dan
lingkungan fisik, berlangsung sepanjang hayat sejak manusia
lahir)Serta Pendidikan merupakan segala usaha orang dewasa dalam pergaulannya
dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohani kearah
kedewasaan. Dalam proses pendidikan dan pembelajaran pengembangan konsep
seyogyanya tidak dilepaskan dari pengembangan sikap dan penanaman nilai-nilai
ke dalam diri peserta didik.
B. Unsur-unsur Pendidikan dalam Agama Islam
Pendidikan adalah hidup
(segala pengalaman belajar yg berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang
hidup. Segala situasi hidup yang mempengaruhi pertumbuhan individu, suatu
proses pertumbuhan dan perkembangan, sebagai hasil interaksi individu dengan
lingkungan sosial dan lingkungan fisik, berlangsung sepanjang hayat sejak
manusia lahir)Serta Pendidikan merupakan segala usaha orang dewasa dalam
pergaulannya dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohani
kearah kedewasaan. Dalam proses pendidikan dan pembelajaran pengembangan konsep
seyogyanya tidak dilepaskan dari pengembangan sikap dan penanaman nilai-nilai
ke dalam diri peserta didik.
Umar
Tirtarahardja dan S.L. La Sulo menjelaskan bahwa Unsur-unsur dalam proses
pendidikan ajaran agama melibatkan banyak hal antara lainpeserta
didik, pendidik, interaksi edukatif, tujuan pendidikan, materi pendidikan, alat
dan metode, serta lingkungan pendidikan.
1. Peserta Didik
Peserta didik sebagai raw
material dalam proses transfermasi dan internalisasi menempati posisi yang
sangat penting untuk di lihat signifikasinya
dalam menentukan keberhasilan sebuah proses.[2]Peserta
didik tidaklah adalah Mahluk tuhan yang
terdiri dari aspek jasmani dan rohani yang belum mencapai kematangan baik
fisik, mental, intelektual, maupun pesikologinya.berstatus sebagai subjek
didik. potensi yang di miliki peserta didik
kiranya tidak akan berkembang
tanpa melalui proses pendidikan
islam memandang setiap anak di lahirkan dengan di bekali fitrah , kedua
orang tuanya lah yang dapat membawa dia menjadi seorang majusi, Nasrani, Yahudi[3]..Pandangan
modern cenderung menyebutkan demikian oleh karena peserta didik adalah subjek
atau pribadi yang otonom, yang ingin diakui keberadaannya.
Anak didik di dalam
mencari nilai-nilai hidup, harus dapat
bimbingan sepenuhnya dari pendidik,karena menurut ajara islam, saat anak
di lahirkan dalam keadaan lemah dan suci sedang alam sekitarnya akan memberikan
corak warna terhadap nilai hidup atas pendidikan agama anak didik.[4]
Ciri khas peserta didik
yang perlu dipahami oleh pendidik ialah:
a. Individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas, sehingga
merupakan insan yang unik.
b. Individu yang sedang berkembang.
c. Individu yang membutuhkan bimbingan individual dan perlakuan manusiawi.
d. Individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri.
Akan tetapi peserta
didik pun harus memiliki syarat syarat sebagai anak didik Agar menjadi sukses
seperti yang di katakan sayyidina ali r.a
bAhwa sanya untuk mencapai kesuksesan menuntut ilmu hendaknya mencangkup enam ferkara.
Diantaranya
a. Memiliki kecerdasan (dzaka) penalaran, imajinasi, wawasan, pertimbangan,
dan penyesuaian sebagai proses mental yang di lakukan secara cepat dan tepat, kecerdasan
meliputi kecerdasan intelektual ,
spiritual, qolbiah atau ruhaniah.
b. Memiliki keinginan kuat untuk menuntut ilmu motivasi, kemauan, gairah yang
tinggi dalam menuntut ilmu, peserta didik tidak pernah mendapat kepuasan dalam
menuntut ilmu dan yang di dapatkanya.
c. Memiliki sifat sabar dalam menuntut ilmu dan ia tidak pernah berputus asa dalam
proses menuntut ilmu.
d. Memiliki bekal ekonomi dan sarana yang menunjang dalam menuntut ilmu.
e. Membutuhkan waktu yang panjang, karena memperoleh ilmu pengetahuan, peserta
didik membutuhkan proses, aturan system pendidikan bertahab, adanya bimbingan
dari guru yang berkelanjutan serta terprogram.
f.
Menuntut ilmu di
lakukan sepanjang hayat.[5]
- Pendidik (orang
yang memberikan pendidikan)
Secara etimologi
pendidik adalah orang yang melakukan bimbingan.[6]
Pendidik adalah orang
dewasa yang bertanggung jawab memberi bimbingan dan bantuan kepada anak didik
dalam perkembanganya jasmaninya dan rohaninya agar mencapai kedewasaan mampu
melaksanakan tugasnya sebagai mahluk allah sebagai khalifah di muka bumi
sebagai mahluk sosial dan individu yang sanggup berdiri sendiri[7].
Peserta didik mengalami pendidikannya dalam tiga lingkungan yaitu lingkungan
keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masayarakat. Sebab itu yang
bertanggung jawab terhadap pendidikan ialah orang tua, guru, pemimpin program
pembelajaran, latihan, dan masyarakat.komponen penting dalam suatu pendidikan
dipundaknya terletak tanggung jawab besar dalam upaya mengantarkan peserta
didik ke arah tujuan pendidikan yang di cita-citakan [8],
pendidik mempunyai kedudukan tinggi dalam islam, kedudukan langsung setelah
para nabi. Hal ini sebagaimana yang dikemukaakan oleh Al-Ghazali, bahwa
kedudukan guru merupakan kedudukan paling mulia setelah nabi. Jika di lihat
dari literarur kependidikan islam pendidik bisa di sebut dengan Ustadz,
Muallim, murabby, Mursyid, Mudarris, dan Muaddih.[9]
Seorang pendidik juga
mempunyai empat tugas penting di
antaranya yaitu:
a. Mengajarkan ilmu pengetahuan agama islam.
b. Menanamkan keilmuan kedalam jiwa anak.
c. Mendidik anak agar taat menjalankan agama.
d. Mendidik anak agar menjadi Budi pekerti luhur.
Dalam konteks Islam di
dalam al qur’an pendidik itu ada empat:
a. Allah SWT sebagai pendidik
Sebagai mana di
terangkan dalam Q.s AR-Rahman:1-4
“Tuhan maha pemurah
yang telah mengajarkan Al-qur’an dia menciptakan manusia , mengajarkan pandai
berbicara.”
b. Rasulullah Sebagai pendidik
Di jelaskan dalam
Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 151
“Sebagaimana kami telah
sempurnakan nikmat kami kepadamu, kami telah mengutus di antaramu rasul di
antara kamu yang membacakan ayat-ayat kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan
mengajarkan kepadamu al-kitab dan hikmah (sunnah), serta mengajarkan kepadamu
apa yang belum kamu ketahui”
c. Orang tuanya sebagai pendidik
Sebagaimana dalam
Al-Qur’an surat ar-rahman ayat 12-19 bahwasanya luqman sebagai orang tua mendidik anaknya dengan nasihat nasihat yang mencangkup pokok tuntunan al-qur’an dan
islam. Di sana ada kaidah ,syariah dan ahlak, tiga unsur ajaran al-qur’an di
sana ada ahlak kepada allah, pihak lain serta diri sendiri. Ada juga
moderasi yuang merupakan ciri dari
segala macam kebijakan,serta perintah bersabar yang merupakan syarat mutlak
untuk meraih sukses duniawi dan ukhrawi.
d. Orang lain sebagai pendidik
Di jelaskan dalam Q.S
Al-kahfi 60-82
Di dlam ayat ini
menjelaskan bagaimana nabi khidir
memberikan penjelasan kepada nabi musa tentang hal hal yang di ketahuinya,
khidir adalah julukan guru nabi musa
yang bernama Balya bin malkam, yang menurut kebanyakan ulama’ bahwa balya adalah
seorang nabi. (Al-Maraghi, 1989:343)
Pendidik bukan hanya sekedar guru, Ustadz, mudarris, atau murabbi akan
tetapi orang tua, sekolah, masyarakat,dan pemerintah di kategorikan sebagai
pendidik sebab keempat faktor ini dapat menentukan keberhasilan anak didik (Syahriman
Zaini,1986:133)[10]
Di dalam hal pendidikan
islam ini Al ghazali mewajibkan bepada para pendidik islam harus memiliki adab
yang baik karena anak didiknya selalu melihat pendidiknya sebagai contoh yang
harus di ikuti, dan hal ini harus di insafi oleh pendidik, mata anak didik
selalu tertuju kepadanya dan telinga selalu mendengarkan tentangnya, maka
bila ia menganggap baik maka baik pula
di sisi mereka dan apa yang di anggap jelek maka jelek juga di sisi mereka.[11]
3. Interaksi Dan Tujuan Pendidikan
Interaksi edukatif pada
dasarnya adalah komunikasi timbal balik antara peserta didik dengan pendidik
yang terarah kepada tujuan pendidikan, dengan demikian agar pendidikan islam
dapat berhasil dengan baik dan sebaik baiknya haruslah menempuh jalan pendidikan
yang sesuai dengan perkembangan anak didiknya seperti sabdda Rasulullah “
berbicaralah kepada orang lain sesuai dengan tingkatan perkembangan akalnya.”
(al-hadis) [12]
Pencapaian tujuan pendidikan secara optimal ditempuh melalui proses
berkomunikasi intensif dengan manipulasi isi, metode, serta alat-alat
pendidikan.
Setiap masayarakat,
bagaimanapun mempunyai falsafah dan pandangan hidup yang mereka sesuai asas
dalam membentuk generasi yang akan datang sebagai generasi pewaris. Adanya
berbagai aliran pemikiran filsafat berupa faham-faham menunjukan adanya bukti
keragaman pandangan hidup ini. Dan dengan tujuan yang akan dicapai oleh system
pendidikan pada prinsipnya tidak terlepas dari asas falsafah yang mereka anut.
Pandangan “objectiv
oriented” (berorientasi pada tujuan) mengajarkan bahwa tugas pendidik bukan lah mengajarkan ilmu atau kecakapan
tertentu tetapi juga menetlarisir atau
mencapai tujuan pendidikan. Istilah tujuan atau sasaran atau maksud dalam
bahasa arab di nyatakan sebagai ghayat
dan magasid, sedang dalam bahasa inggris di nyatakan sebagai goal atau purpose, yang secara umum memiliki
arti perbuatan yang di arahkan pada hal tertentu, maksud yang hendak di
capai melalui upaya atau aktivitas.[13]Adapun
tujuan pendidikan islam yang sejalan dengan tujuan misi islam itu sendiri yaitu
mempertinggi nilai-nilai akhlak hingga mencapai tingkat akhlakul karimah. Dan
tujuan tersebut sama dan sebangun dengan target yang terkandung dengan tugas
kenabian yang diemban oleh rosulullah saw yang terungkap dalam pernyataan
beliau: “ sesungguhnya aku diutus adalah untuk membimbing manusia mencapai
akhlak yang mulia “ (al-hadist). Factor kemuliaan akhlak dalam pendidikan islam
dinilai sebagai factor kunci dalam menentukan keberhasilan pendidikan, yang
menurut pandangan islam berfungsi menyiapkan manusia-manusia yang mampu menata
kehidupan yang sejahtera di dunia dan kehidupan diakhirat.
Dua sasaran pokok yang
akan dicapai oleh pendidikan islam yaitu kebahagian dunia dan kesejahteraan
akhirat, menguat sisi-sisi penting pada bagian ini dipandang sebagi niali lebih
dari pendidikan islam. Nilai lebih tersebut terlihat bahwa system pendidikan
islam dirancang agar dapat merangkum tujuan hidup manusia sebagai makhluk
ciptaan tuhan, yang pada hakikatnya tunduk pada hakikat penciptaannya. Pertama,
tujuan pendidikan islam itu bersifat fitrah yaitumemebing perkembangan manusia
sejalan dengan fitrah kejadiannya. Kedua, tujuan pendidikan islam merentang dua
dimensi, yaitu tujuan akhir bagi keselamatan hdup di dunia dan di akhirat.
Ketiga, tujuan penddikan islam mengandung nilai-niali yang bersifat universal
yang tidak terbatas oleh ruang lingkup geografis dan paham-paham tertentu.
Menurut al Ghozali
tujuan pendidikan sesuai dengan
pandangan hidupnya dan nilai-nilai
yang terkandung di dalamnya yaitu sesuai dengan fitrahnya, yakni memberi
petunjuk ahlak dan pembersihan jiwa dengan maksud membentuk individu-individu
yang tertandai dengan sifat-sifat utama dan takwa.[14]
AL Qibsi berpendapat
bahwa tujuan pendekatan adalah untuk
meningkatkan kepribadian syakhsiyah pelajar agar selaras dengan nilai-nilai
islam, lebih spesifik lagi tujuan pendidikan untuk mengembangkan kekuatan
ahlak, menimbulkan rasa cinta kepada agama, dan berpegang teguh kepada ajaran
serta prilaku yang sesuai dengan ajaran
islam.[15]
4. MateiPendidikan
Materi pendidikan islam
yang diberikan anak didik disesuaikan dengan tjuan pendidikan yang akan
dicapai, yang membentuk aklak yang mulia dalam kaitannya dengan hakikat
penciptaan manusia dalam hal ini maka dalam pengertian luas, materi (kurikulum)
untuk pendidikan seumur hidup, sebagai realisasi tuntunan nabi “tuntutlah ilmu
dari buaian hingga liang kubur” (al-hadist).
Adapun yang menjadi inti
dari materi kurikulum pendidikan islam itu sendiri adalah bahan-bahan,
aktivitas dan pengalaman yang mengandung unsure ketauhidan. Selain itu materi
kurikulum dalam pendidikan islam meliputi tuntutan untuk mematuhi hukum-hukum
allah swt.
Tanpaknya secara
prinsipil materi (kurikululm) pendidikan islam tidak terlepas dari
keterkaitannya dengan ajaran agam itu sendiri. Materi dalam pendidikan islam
mengandung ajaran-ajaran agama, baik dalam bidang tauhid,
akhlak, ibadah maupun muamalah
5. Alat pendidikan
Adapun yang di maksud
dengan alat pendidikan adalah segala
sesuatun yang berguna dalam usaha untuk mencapai suatu pendidikan . sedang
dalam pandangan Islam yang di maksud dengan alat pendidikan adalah segala sesuatu atau hal hal yang bisa menunjang
kelancaran dari proses pendidikan. Alat pendidikan ini berupa
perbuatan(tauladan), anjuran atau perintah,larangan, dan hukuman.
a. Tingkah laku perbuatan atau tauladan.
Seperti tingakah laku
perbuatan rasulullah saw merupakan suatu contoh yang baik sebagaimana allah
berfirman dalam surat Al-Ahzab ayat 21.
yang artinya “ sesungguhnya telah ada pada
diri rasulullah itu suri tauladan yang baik
bagimu(yaitua) bagi orang yang mengharapkan (rahmat) allah dan
(keselamatan) hari kiamat dan banyak menyebut(mengingat Allah swt.( QS Al
Ahzab:21)
b. Anjuran atau perintah
Anak didik akan selalu
melakukan apa yang di dengar oleh pendidik nya.
Di dalam Al-Qur’an
surah al-maidah ayat 2.
Yang artinya “dan
bertolong menolonglah kamu atas kebaikan dan ketakwaan"... (Q.S Al-Maidah
2).
c. Larangan
Larangan adalah suatu
usaha yang tegas untuk menghentikan perbuatan yang ternyata salah dan merugikan
yang bersangkutan. Larangan ini merupakan suatu keharusan untuk tidak melakukan
suatu prbuatan. Misalnya larangan mempersekutukan allah swt.
Firman Allah dalam Q.S
An-nisa ayat 29:
Yang artinya ” wahai
orang-orang yang beriman janganlah kamu makan harta sesamamu denganm cara yang
bathil, kecuali dengan jalan perdagangan berdasarkan suka sama suka antara kamu
“ (Q.S Al-Nisa:29).
d. Hukuman
Setelah larangan yang
di berikan ternyata masih ada pelanggaran yang di lakukan, tibalah waktunya
memberikan hukuman. Ini umumnya membawa hal hal yang tidak menyenangkan yang
biasanya tidak di inginkan. Hukuman ini agar yang bersangkutan tidak mengulang perbuatan yang terlarang lagi.
Sehubungan dengan
hukuman, yang kita jumpai dalam firman allah: Q.S Al-Mu’minun ayat 60 yang
artinya “ sesungguhnya mereka yang menyombongkan dirinya dari menyembah aku (Allah),Akan masuk ke
neraka jahannam dengan hina hina.” (Q.S Al-Mu’minun:60).
6. Lingkungan Hidup
Lingkungan merupakan salah satu faktor
pendidikan yang ikut serta menentukan
corak pendidikan islam, yang tidak
sedikit pengaruhnya terhadap anak didik. Lingkungan yang di maksudkan adalah
lingkungan yang berupoa keadaan sekitar yang mempengaruhi pendidikan anak.Dalam
banyak kasus, anak didik mengalami
penyimpangan karakter dan kepribadian yang tidsak hanya di sebabkan oleh kurang
berkualitasnya faktor pembelajaran yang di jalani, tetapi karna faktor
lingkungan sekolah dan masyarakat tempat anak itu tumbuh dan berkembang.[16]
Untuk melaksanakan
pendidikan di dalam lingkungan ini perlu kiranya di perhatikan faktor faktor
sebagai berikut:
a. Perbedaan Lingkungan Keagamaan.
Lingkungan alam di mana
anakj didik berada, yang mempunyai pengaruh pengaruh terhadap perasaan dan sikap atau keyakinan
atau agamanya. Lingkungan memberikan pengaruh positif dan negatif, adapun
lingkungan yang dapat memberikan pengaruh di bagi menjadi tiga kelompok. Pertama
lingkungan yang acuh tak acuh terhadap agama, kedua, lingkungan yang
berpegang teguh kepada tali agama tetapi tanpa keinsyafan batin..ketiga,lingkungan
yang memiliki tradisi agama dengan sadar dan hidup dalam ruang lingkup
keagamaan.[17]
H.R Bukhori Muslim menjelaskan bahwa anak yang baru di lahirkan sudah
membawa fitrah, yang di maksud dengan fitrah di sini tidak lain adalah potensi
beragama, yaitu agama yang lurus (ad-dhin al-hanif) pendidikan agama ini harus di berikan semenjak anak lahir dan pranatal dan
dilaksanakan secara rutin dengan membiasakan agar anak setiap hari hidup dalam
lingkungan yang agamis. Dengan semikian setelah ia remaja dan dewasa ia telah
merasakan agama itu menjadi darah daging[18]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan adalah usaha
sadar yang teratur dan sistematis yang dilakukan oleh orang tua yang di serahi
tanggung jawab untuk mempengaruhi anak agar mempunyai sifat-sifat dan tabiat
sesuai dengan cita-cita pendidikan.
Unsur-unsur pendidikan
adalah segala yang menjadi bagian dari pada pendidikan itu sendiri yang memuat
beberapa bagian-bagian penting antara subyek dan obyek pendidikan dalam ranah
agama maupun public, Unsur- unsure pendidikan diantaranya adalah:Peserta Didik,
Pendidik (orang yang memberikan pendidikan), Interaksi Dan Tujuan Pendidikan,
MateiPendidikan, Alat pendidikan, Lingkungan Hidup
tujuan isi islam itu
sendiri, yaitu mempertinggi nilai-nilai akhlak hingga mencapai akhlakul
karimah.Titik singgung interaksi edukatif dalam ajaran agama adalah penggunaan
metode dan alat-alat pendidikan yang sesuai dengan ajaran agama, seperti metode
nasihat dan keteladanan.Titik singgung materi pendidikan dalam ajaran agama
adalah bahwa materi yang disampaikan dalam pendidikan meliputi ajaran-ajaran
yang terkandung dalam agama, baik dalam bidang tauhid, akhlak, ibadah maupun
muamalah.
DAFTAR PUSTAKA
Toto
suharto.2011.filsafat pendidikan islam,Jogjakarta:AR-RUZZ MEDIA.
Zuhraini.2012.filsafat
pendidikan islam,Jakarta: Bumi Aksara.
Haris hermawan.2009. Filsafat
Pendidikan Islam.Jakarta:Direktorat jenderal pendidikan islam.
Toto
suharto.2011,filsafat pendidikan islam.Jogjakarta:AR-RUZZ MEDIA.
Ramayulis.2005.Metodologi
Pendidikan Islam.Jakarta:kalam Mulia.
Muliawan.2015.Ilmu
Pendidikan Islam.Jakarta:Rajawali Perss.
[1]Muliawn,Ilmu
prndidikan Islam.(Jakarta:Rajawali Perss.2015).hal.13.
[2]Ramayulis,Metodologi
pendidikan islam,(jakarta:Kalam Mulia,2005).Hal.59
[3]Toto suharto,filsafat pendidikan islam,(Jogjakarta:AR-RUZZ
MEDIA,2011).hal. 117
[4]Zuhraini,filsafat pendidikan islam,(Jakarta: Bumi
Aksara,2012).hal.170
[5]Haris hermawan, Filsafat Pendidikan Islam,(Jakarta:Direktorat
jenderal pendidikan islam,2009)Hal.168
[6]Ramayulis,Pengantar
Ilmu Pendidikan, Padang:IAIN Press,2004,Hlm.38
[7]Abdul Aziz,filsafat pendidikan islam (polri gowok blok
D:Teras,2009),Hal.179
[8]Toto suharto,filsafat pendidikan islam,(Jogjakarta:AR-RUZZ
MEDIA,2011).hal.113
[9]Ramayulis,Metodologi
pendidikan islam,(jakarta:Kalam Mulia,2005).Hal.43-44
[10]Haris hermawan, Filsafat Pendidikan Islam,(Jakarta:Direktorat
jenderal pendidikan islam,2009)Hal.119-122
[11]Zuhraini,filsafat pendidikan islam,(Jakarta: Bumi
Aksara,2012).hal.170
[12]Ibid,Hal 173
[13]M.Arifin,
Ilmu pendidikan Islam,(Jakarta:Bumi Aksara,1992)h.222.
[14]Azyumadi Azahra, Prndidikan Islam:Tradisi dan moderenisasi
menuju milenium baru,(Jakarta:Logos Wacana Ilmu,2002,)hal.33
[15]A.assegaf,Aliran pemikiran pendidikan islam(Jakarta:
Rajawali perss,2013)hal.66
[16]Baca
kembali kekerasan dalam pendidikan yang di sebabkan karena faktor lingkungan
dalam buku Abd.Rachman Assegaf,(Jakarta:Rajawali Perss,2004).Hlmn.22-31.
[17]Zuhraini,filsafat pendidikan islam,(Jakarta: Bumi
Aksara,2012).hal.173-184.
[18]Ramayulis,Metodologi
pendidikan agama islam,(Jakarta:Kalam Mulia,2005).hal 154
Tidak ada komentar:
Posting Komentar