Jumat, 10 Juni 2016

unsur-unsur pendidikan dalam kosep islam

UNSUR-UNSUR PENDIDIKAN DALAM KONSEP ISLAM
(Filsafat Pendidikan Islam)

Dosen pembimbing:
Ka’ Sunarto.M.Pd.I

             Di susun Oleh:

M.Mahfudz Nasir : 1511010297
Latifatul Fitriya    : 1511010293
Loli fitria              :



Tugas Kelompok 11 Kelas F Semester 1


JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI RADEN INTAN LAMPUNG TAHUN AJARAN 2015/2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat, taufik,serta hidayahnya,sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Unsur-Unsur Pendidikan Dalam Konsep Islam”. Makalah ini di susun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah “ Filsafat Pendidikan Islam“.
Demikian pengantar yang dapat penyusun sampaikan,dimana penyusun pun sadar bahwasanya penyususn hanyalah seorang manusia yang tak luput dari kesalahan dan kekurangan, sedangkan kesempurnaan hanyalam milik Allah SWT. Sehingga dalam penulisan dan penyusunan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang konstruktif  dan senantiasa penulis terima dalam upaya evaluasi diri
Akhirnya penyusun hanya bias berharap  bahwa dibalik tidak kesempurnaan penyusunan makalah ini dapat di temukan sesuatu yang bisa memberikan  manfaat dan hikmah  bagi penyusun,pembaca dan bagi seluruh mahasiswa mahasiswi  institute agama islam negeri raden itan lampung
Amiin amiin amiin ya mujibassailiin



Bandar lampung,  25 November 2015

Penyusun



DAFTAR ISI
                                                                                                                      Hal
KATA PENGANTAR................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................... ii
BAB I
PENDAHULUAN
A.     LatarBelakang................................................................................... 1
B.     RumusanMasalah............................................................................... 1
C.     TujuanPenyusunan............................................................................. 1
BAB II
PEMBAHASAN
A.     Pengertian Pendidikan ................................................................... 2
B.     Unsur-unsur Pendidikan dalam Agama Islam............................... 2
1.      Peserta Didik..................................................................................... 3
2.      Pendidik (orang yang memberikan pendidikan)................................... 5
3.      Interaksi Dan Tujuan Pendidikan........................................................ 7
4.      MateiPendidikan................................................................................ 9
5.      Alat pendidikan.................................................................................. 9
6.      Lingkungan Hidup.............................................................................. 11

BAB III
PENUTUP................................................................................................... 13
A.     Kesimpulan........................................................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 14




BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
Pendidikan adalah suatu yang harus di perhatikan penuh oleh semua manusia karena Proses pendidikan itu dilaksanakan sangat menentukan kualitas hasil pencapaian tujuan pendidikan. Kualitas proses pendidikan menggejala pada dua segi yaitu kualitas komponen dan kualitas pengelolaannya. Kedua segi tersebut, satu sama lain saling bergantung. Walaupun komponen-komponennya cukup baik, seperti tersedianya sarana dan prasarana serta biaya yang cukup, jika tidak ditunjang dengan pengelolaan yang handal maka pencapaian tujuan tidak akan tercapai secara optimal. Yang menjadi tujuan utama pengelolaan proses pendidikan yaitu terjadinya proses belajar dan pengalaman belajar yang optimal.
Batasan mengenai pendidikan yang dibuat oleh para ahli beraneka ragam, dan kandungannya berbeda yang satu dari yang lain. Perbedaan tersebut mungkin karena orientasinya, konsep dasar yang digunakan, aspek yang menjadi tekanan, atau karena falsafah yang melandasinya. Karena pendidikan secara garis besar merupakan sarana yang paling penting dalam sebuah proses tranformasi budaya. Sebagai proses transformasi budaya, pendidikan diartikan sebagai kegiatan pewarisan budaya dari satu generasi ke generasi yang lain. Nilai-nilai budaya tersebut mengalami proses transformasi dari generasi tua ke generasi muda. Ada tiga bentuk transformasi yaitu nilai-nilai yang masih cocok diteruskan misalnya nilai-nilai kejujuran, rasa tanggung jawab, dan lain-lain.
Selain itu, pendidikan juga Sebagai proses pembentukan pribadi, pendidikan diartikan sebagi suatu kegiatan yang sistematis dan sistemik terarah kepada terbentuknya kepribadian peserta didik.

B.     Rumusan Masalah
a.       Apa pengertian pendidikan?
b.      Apa pengertian unsur-unsur pendidikan?
c.       Apa sajakah Unsur-unsur pendidikan dalam konsep islam?
C.     Tujuan Penyusunan
a.       Agar mengetahui tentang pengertian pendidikan.
b.      Agar mengetahui tentang Unsur-unsur pendidikan dalam konsep islam.
c.       Untuk memenuhi tugas dari Mata kuliah Filsafat Pendidikan Islam.

BAB II
PEMBAHASAN
A.     Pengertian Pendidikan
Pendidikan di sebut sebagai suatu proses belajar mengajar  karena pendidikan selalu melibatkan seorang guru  yang berperan sebagai tenaga pengajar  dan murid sebagai peserta didik. [1]Menurut jhon dewey pendidikan adalah the general theory of education. Jhon dewey tidak membedakan filsafat pendidikan dengan teori pendidikan.Ki hajar dewantara juga berpendapat pendidikan adalah tuntunan dalam hidup tumbuhnya anak-anak, maksudnya  pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak  itu agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai  keselamatan dan ketentraman
Pendidikan adalah hidup (segala pengalaman belajar yg berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. Segala situasi hidup yang mempengaruhi pertumbuhan individu, suatu proses pertumbuhan dan perkembangan, sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungan sosial dan lingkungan fisik, berlangsung sepanjang hayat sejak manusia lahir)Serta Pendidikan merupakan segala usaha orang dewasa dalam pergaulannya dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohani kearah kedewasaan. Dalam proses pendidikan dan pembelajaran pengembangan konsep seyogyanya tidak dilepaskan dari pengembangan sikap dan penanaman nilai-nilai ke dalam diri peserta didik.
B.     Unsur-unsur Pendidikan dalam Agama Islam

Pendidikan adalah hidup (segala pengalaman belajar yg berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. Segala situasi hidup yang mempengaruhi pertumbuhan individu, suatu proses pertumbuhan dan perkembangan, sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungan sosial dan lingkungan fisik, berlangsung sepanjang hayat sejak manusia lahir)Serta Pendidikan merupakan segala usaha orang dewasa dalam pergaulannya dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohani kearah kedewasaan. Dalam proses pendidikan dan pembelajaran pengembangan konsep seyogyanya tidak dilepaskan dari pengembangan sikap dan penanaman nilai-nilai ke dalam diri peserta didik.
 Umar Tirtarahardja dan S.L. La Sulo menjelaskan bahwa  Unsur-unsur dalam proses pendidikan ajaran agama melibatkan banyak hal antara lainpeserta didik, pendidik, interaksi edukatif, tujuan pendidikan, materi pendidikan, alat dan metode, serta lingkungan pendidikan.
1.      Peserta Didik
Peserta didik sebagai raw material dalam proses transfermasi dan internalisasi menempati posisi yang sangat penting untuk di lihat signifikasinya  dalam menentukan keberhasilan sebuah proses.[2]Peserta didik  tidaklah adalah Mahluk tuhan yang terdiri dari aspek jasmani dan rohani yang belum mencapai kematangan baik fisik, mental, intelektual, maupun pesikologinya.berstatus sebagai subjek didik. potensi yang di miliki peserta didik  kiranya tidak akan berkembang  tanpa melalui proses pendidikan  islam memandang setiap anak di lahirkan dengan di bekali fitrah , kedua orang tuanya lah yang dapat membawa dia menjadi seorang majusi, Nasrani, Yahudi[3]..Pandangan modern cenderung menyebutkan demikian oleh karena peserta didik adalah subjek atau pribadi yang otonom, yang ingin diakui keberadaannya.
Anak didik di dalam mencari nilai-nilai hidup, harus dapat  bimbingan sepenuhnya dari pendidik,karena menurut ajara islam, saat anak di lahirkan dalam keadaan lemah dan suci sedang alam sekitarnya akan memberikan corak warna terhadap nilai hidup atas pendidikan agama anak didik.[4]

Ciri khas peserta didik yang perlu dipahami oleh pendidik ialah:

a.       Individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas, sehingga merupakan insan yang unik.
b.      Individu yang sedang berkembang.
c.       Individu yang membutuhkan bimbingan individual dan perlakuan manusiawi.
d.      Individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri.

Akan tetapi peserta didik pun harus memiliki syarat syarat sebagai anak didik Agar menjadi sukses seperti yang di katakan sayyidina ali r.a  bAhwa sanya untuk mencapai kesuksesan menuntut ilmu  hendaknya mencangkup enam ferkara. Diantaranya

a.       Memiliki kecerdasan (dzaka) penalaran, imajinasi, wawasan, pertimbangan, dan penyesuaian sebagai proses mental yang di lakukan  secara cepat dan tepat, kecerdasan meliputi  kecerdasan intelektual , spiritual, qolbiah  atau ruhaniah.
b.      Memiliki keinginan kuat untuk menuntut ilmu motivasi, kemauan, gairah yang tinggi dalam menuntut ilmu, peserta didik tidak pernah mendapat kepuasan dalam menuntut ilmu dan yang di dapatkanya.
c.       Memiliki sifat sabar dalam menuntut ilmu dan ia tidak pernah berputus asa dalam proses menuntut ilmu.
d.      Memiliki bekal ekonomi dan sarana yang menunjang dalam menuntut ilmu.
e.       Membutuhkan waktu yang panjang, karena memperoleh ilmu pengetahuan, peserta didik membutuhkan proses, aturan system pendidikan bertahab, adanya bimbingan dari guru yang berkelanjutan serta terprogram.
f.        Menuntut ilmu di lakukan sepanjang hayat.[5]

  1. Pendidik (orang yang memberikan pendidikan)
Secara etimologi pendidik adalah orang yang melakukan bimbingan.[6]
Pendidik adalah orang dewasa yang bertanggung jawab memberi bimbingan dan bantuan kepada anak didik dalam perkembanganya jasmaninya dan rohaninya agar mencapai kedewasaan mampu melaksanakan tugasnya sebagai mahluk allah sebagai khalifah di muka bumi sebagai mahluk sosial dan individu yang sanggup berdiri sendiri[7]. Peserta didik mengalami pendidikannya dalam tiga lingkungan yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masayarakat. Sebab itu yang bertanggung jawab terhadap pendidikan ialah orang tua, guru, pemimpin program pembelajaran, latihan, dan masyarakat.komponen penting dalam suatu pendidikan dipundaknya terletak tanggung jawab besar dalam upaya mengantarkan peserta didik ke arah tujuan pendidikan yang di cita-citakan [8], pendidik mempunyai kedudukan tinggi dalam islam, kedudukan langsung setelah para nabi. Hal ini sebagaimana yang dikemukaakan oleh Al-Ghazali, bahwa kedudukan guru merupakan kedudukan paling mulia setelah nabi. Jika di lihat dari literarur kependidikan islam pendidik bisa di sebut dengan Ustadz, Muallim, murabby, Mursyid, Mudarris, dan Muaddih.[9]

Seorang pendidik juga mempunyai empat tugas  penting di antaranya yaitu:
a.       Mengajarkan ilmu pengetahuan agama islam.
b.      Menanamkan keilmuan kedalam jiwa anak.
c.       Mendidik anak agar taat menjalankan agama.
d.      Mendidik anak agar menjadi Budi pekerti luhur.

Dalam konteks Islam di dalam al qur’an pendidik itu ada empat:

a.       Allah SWT sebagai pendidik
Sebagai mana di terangkan dalam Q.s AR-Rahman:1-4
“Tuhan maha pemurah yang telah mengajarkan Al-qur’an dia menciptakan manusia , mengajarkan pandai berbicara.”

b.      Rasulullah Sebagai pendidik
Di jelaskan dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 151
“Sebagaimana kami telah sempurnakan nikmat kami kepadamu, kami telah mengutus di antaramu rasul di antara kamu yang membacakan ayat-ayat kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu al-kitab dan hikmah (sunnah), serta mengajarkan kepadamu apa yang belum kamu ketahui”

c.       Orang tuanya sebagai pendidik
Sebagaimana dalam Al-Qur’an surat ar-rahman ayat 12-19 bahwasanya luqman sebagai orang tua  mendidik anaknya dengan nasihat nasihat  yang mencangkup pokok tuntunan al-qur’an dan islam. Di sana ada kaidah ,syariah dan ahlak, tiga unsur ajaran al-qur’an di sana ada ahlak kepada allah, pihak lain serta diri sendiri. Ada juga moderasi  yuang merupakan ciri dari segala macam kebijakan,serta perintah bersabar yang merupakan syarat mutlak untuk meraih sukses duniawi dan ukhrawi.

d.      Orang lain sebagai pendidik
Di jelaskan dalam Q.S Al-kahfi  60-82
Di dlam ayat ini menjelaskan  bagaimana nabi khidir memberikan penjelasan kepada nabi musa tentang hal hal yang di ketahuinya, khidir adalah julukan  guru nabi musa yang bernama Balya bin malkam, yang menurut kebanyakan ulama’ bahwa  balya adalah  seorang nabi. (Al-Maraghi, 1989:343)

Pendidik bukan hanya sekedar guru, Ustadz, mudarris, atau murabbi akan tetapi orang tua, sekolah, masyarakat,dan pemerintah di kategorikan sebagai pendidik sebab keempat faktor ini dapat menentukan keberhasilan anak didik (Syahriman Zaini,1986:133)[10]
Di dalam hal pendidikan islam ini Al ghazali mewajibkan bepada para pendidik islam harus memiliki adab yang baik karena anak didiknya selalu melihat pendidiknya sebagai contoh yang harus di ikuti, dan hal ini harus di insafi oleh pendidik, mata anak didik selalu tertuju kepadanya dan telinga selalu mendengarkan tentangnya, maka bila  ia menganggap baik maka baik pula di sisi mereka dan apa yang di anggap jelek maka jelek juga di sisi mereka.[11]

3.      Interaksi Dan Tujuan Pendidikan
Interaksi edukatif pada dasarnya adalah komunikasi timbal balik antara peserta didik dengan pendidik yang terarah kepada tujuan pendidikan, dengan demikian agar pendidikan islam dapat berhasil dengan baik dan sebaik baiknya haruslah menempuh jalan pendidikan yang sesuai dengan perkembangan anak didiknya seperti sabdda Rasulullah “ berbicaralah kepada orang lain sesuai dengan tingkatan perkembangan akalnya.” (al-hadis) [12] Pencapaian tujuan pendidikan secara optimal ditempuh melalui proses berkomunikasi intensif dengan manipulasi isi, metode, serta alat-alat pendidikan.
Setiap masayarakat, bagaimanapun mempunyai falsafah dan pandangan hidup yang mereka sesuai asas dalam membentuk generasi yang akan datang sebagai generasi pewaris. Adanya berbagai aliran pemikiran filsafat berupa faham-faham menunjukan adanya bukti keragaman pandangan hidup ini. Dan dengan tujuan yang akan dicapai oleh system pendidikan pada prinsipnya tidak terlepas dari asas falsafah yang mereka anut.
Pandangan “objectiv oriented” (berorientasi pada tujuan) mengajarkan bahwa tugas pendidik  bukan lah mengajarkan ilmu atau kecakapan tertentu tetapi juga menetlarisir  atau mencapai tujuan pendidikan. Istilah tujuan atau sasaran atau maksud dalam bahasa arab  di nyatakan sebagai ghayat dan magasid, sedang dalam bahasa inggris di nyatakan sebagai  goal atau purpose, yang secara umum memiliki arti perbuatan yang di arahkan pada hal tertentu, maksud yang hendak di capai  melalui upaya atau aktivitas.[13]Adapun tujuan pendidikan islam yang sejalan dengan tujuan misi islam itu sendiri yaitu mempertinggi nilai-nilai akhlak hingga mencapai tingkat akhlakul karimah. Dan tujuan tersebut sama dan sebangun dengan target yang terkandung dengan tugas kenabian yang diemban oleh rosulullah saw yang terungkap dalam pernyataan beliau: “ sesungguhnya aku diutus adalah untuk membimbing manusia mencapai akhlak yang mulia “ (al-hadist). Factor kemuliaan akhlak dalam pendidikan islam dinilai sebagai factor kunci dalam menentukan keberhasilan pendidikan, yang menurut pandangan islam berfungsi menyiapkan manusia-manusia yang mampu menata kehidupan yang sejahtera di dunia dan kehidupan diakhirat.
Dua sasaran pokok yang akan dicapai oleh pendidikan islam yaitu kebahagian dunia dan kesejahteraan akhirat, menguat sisi-sisi penting pada bagian ini dipandang sebagi niali lebih dari pendidikan islam. Nilai lebih tersebut terlihat bahwa system pendidikan islam dirancang agar dapat merangkum tujuan hidup manusia sebagai makhluk ciptaan tuhan, yang pada hakikatnya tunduk pada hakikat penciptaannya. Pertama, tujuan pendidikan islam itu bersifat fitrah yaitumemebing perkembangan manusia sejalan dengan fitrah kejadiannya. Kedua, tujuan pendidikan islam merentang dua dimensi, yaitu tujuan akhir bagi keselamatan hdup di dunia dan di akhirat. Ketiga, tujuan penddikan islam mengandung nilai-niali yang bersifat universal yang tidak terbatas oleh ruang lingkup geografis dan paham-paham tertentu.

Menurut al Ghozali tujuan pendidikan sesuai dengan  pandangan hidupnya dan nilai-nilai  yang terkandung di dalamnya yaitu sesuai dengan fitrahnya, yakni memberi petunjuk ahlak dan pembersihan jiwa dengan maksud membentuk individu-individu yang tertandai dengan sifat-sifat utama dan takwa.[14]
AL Qibsi berpendapat bahwa  tujuan pendekatan adalah untuk meningkatkan kepribadian syakhsiyah pelajar agar selaras dengan nilai-nilai islam, lebih spesifik lagi tujuan pendidikan untuk mengembangkan kekuatan ahlak, menimbulkan rasa cinta kepada agama, dan berpegang teguh kepada ajaran serta prilaku  yang sesuai dengan ajaran islam.[15]
4.      MateiPendidikan
Materi pendidikan islam yang diberikan anak didik disesuaikan dengan tjuan pendidikan yang akan dicapai, yang membentuk aklak yang mulia dalam kaitannya dengan hakikat penciptaan manusia dalam hal ini maka dalam pengertian luas, materi (kurikulum) untuk pendidikan seumur hidup, sebagai realisasi tuntunan nabi “tuntutlah ilmu dari buaian hingga liang kubur” (al-hadist).
Adapun yang menjadi inti dari materi kurikulum pendidikan islam itu sendiri adalah bahan-bahan, aktivitas dan pengalaman yang mengandung unsure ketauhidan. Selain itu materi kurikulum dalam pendidikan islam meliputi tuntutan untuk mematuhi hukum-hukum allah swt.
Tanpaknya secara prinsipil materi (kurikululm) pendidikan islam tidak terlepas dari keterkaitannya dengan ajaran agam itu sendiri. Materi dalam pendidikan islam mengandung ajaran-ajaran agama, baik dalam bidang tauhid, akhlak, ibadah maupun muamalah

5.      Alat pendidikan
Adapun yang di maksud dengan alat pendidikan adalah  segala sesuatun yang berguna dalam usaha untuk mencapai suatu pendidikan . sedang dalam pandangan Islam yang di maksud dengan alat pendidikan adalah  segala sesuatu atau hal hal yang bisa  menunjang  kelancaran dari proses pendidikan. Alat pendidikan ini berupa perbuatan(tauladan), anjuran atau perintah,larangan, dan hukuman.

a.       Tingkah laku perbuatan atau tauladan.

Seperti tingakah laku perbuatan rasulullah saw merupakan suatu contoh yang baik sebagaimana allah berfirman dalam surat  Al-Ahzab ayat 21.
 yang artinya “ sesungguhnya telah ada pada diri rasulullah itu suri tauladan yang baik  bagimu(yaitua) bagi orang yang mengharapkan (rahmat) allah dan (keselamatan) hari kiamat dan banyak menyebut(mengingat Allah swt.( QS Al Ahzab:21)

b.      Anjuran atau perintah
Anak didik akan selalu melakukan apa yang di dengar oleh pendidik nya.
Di dalam Al-Qur’an surah al-maidah ayat 2.
Yang artinya “dan bertolong menolonglah kamu atas kebaikan dan ketakwaan"... (Q.S Al-Maidah 2).

c.       Larangan
Larangan adalah suatu usaha yang tegas untuk menghentikan perbuatan yang ternyata salah dan merugikan yang bersangkutan. Larangan ini merupakan suatu keharusan untuk tidak melakukan suatu prbuatan. Misalnya larangan mempersekutukan allah swt.
Firman Allah dalam Q.S An-nisa ayat 29:
Yang artinya ” wahai orang-orang yang beriman janganlah kamu makan harta sesamamu denganm cara yang bathil, kecuali dengan jalan perdagangan berdasarkan suka sama suka antara kamu “ (Q.S Al-Nisa:29).

d.      Hukuman
Setelah larangan yang di berikan ternyata masih ada pelanggaran yang di lakukan, tibalah waktunya memberikan hukuman. Ini umumnya membawa hal hal yang tidak menyenangkan yang biasanya tidak di inginkan. Hukuman ini agar yang bersangkutan tidak mengulang  perbuatan yang terlarang lagi.
Sehubungan dengan hukuman, yang kita jumpai dalam firman allah: Q.S Al-Mu’minun ayat 60 yang artinya “ sesungguhnya mereka yang menyombongkan dirinya  dari menyembah aku (Allah),Akan masuk ke neraka jahannam dengan hina hina.” (Q.S Al-Mu’minun:60).

6.      Lingkungan Hidup
 Lingkungan merupakan salah satu faktor pendidikan yang  ikut serta menentukan corak  pendidikan islam, yang tidak sedikit pengaruhnya terhadap anak didik. Lingkungan yang di maksudkan adalah lingkungan yang berupoa keadaan sekitar yang mempengaruhi pendidikan anak.Dalam banyak kasus, anak didik  mengalami penyimpangan karakter dan kepribadian yang tidsak hanya di sebabkan oleh kurang berkualitasnya faktor pembelajaran yang di jalani, tetapi karna faktor lingkungan sekolah dan masyarakat tempat anak itu tumbuh dan berkembang.[16]
Untuk melaksanakan pendidikan  di dalam lingkungan  ini perlu kiranya di perhatikan faktor faktor sebagai berikut:

a.       Perbedaan Lingkungan Keagamaan.
Lingkungan alam di mana anakj didik berada, yang mempunyai pengaruh pengaruh  terhadap perasaan dan sikap atau keyakinan atau agamanya. Lingkungan memberikan pengaruh positif dan negatif, adapun lingkungan yang dapat memberikan pengaruh di bagi menjadi tiga kelompok. Pertama lingkungan yang acuh tak acuh terhadap agama, kedua, lingkungan yang berpegang teguh kepada tali agama tetapi tanpa keinsyafan batin..ketiga,lingkungan yang memiliki tradisi agama dengan sadar dan hidup dalam ruang lingkup keagamaan.[17]
H.R Bukhori Muslim menjelaskan bahwa anak yang baru di lahirkan sudah membawa fitrah, yang di maksud dengan fitrah di sini tidak lain adalah potensi beragama, yaitu agama yang lurus (ad-dhin al-hanif) pendidikan  agama ini harus di berikan  semenjak anak lahir dan pranatal dan dilaksanakan secara rutin dengan membiasakan agar anak setiap hari hidup dalam lingkungan yang agamis. Dengan semikian setelah ia remaja dan dewasa ia telah merasakan agama itu menjadi darah daging[18]





















BAB III
PENUTUP

A.     Kesimpulan

Pendidikan adalah usaha sadar yang teratur dan sistematis yang dilakukan oleh orang tua yang di serahi tanggung jawab untuk mempengaruhi anak agar mempunyai sifat-sifat dan tabiat sesuai dengan cita-cita pendidikan.
Unsur-unsur pendidikan adalah segala yang menjadi bagian dari pada pendidikan itu sendiri yang memuat beberapa bagian-bagian penting antara subyek dan obyek pendidikan dalam ranah agama maupun public, Unsur- unsure pendidikan diantaranya adalah:Peserta Didik, Pendidik (orang yang memberikan pendidikan), Interaksi Dan Tujuan Pendidikan, MateiPendidikan, Alat pendidikan, Lingkungan Hidup
tujuan isi islam itu sendiri, yaitu mempertinggi nilai-nilai akhlak hingga mencapai akhlakul karimah.Titik singgung interaksi edukatif dalam ajaran agama adalah penggunaan metode dan alat-alat pendidikan yang sesuai dengan ajaran agama, seperti metode nasihat dan keteladanan.Titik singgung materi pendidikan dalam ajaran agama adalah bahwa materi yang disampaikan dalam pendidikan meliputi ajaran-ajaran yang terkandung dalam agama, baik dalam bidang tauhid, akhlak, ibadah maupun muamalah.








DAFTAR PUSTAKA
Toto suharto.2011.filsafat pendidikan islam,Jogjakarta:AR-RUZZ MEDIA.
Zuhraini.2012.filsafat pendidikan islam,Jakarta: Bumi Aksara.
Haris hermawan.2009. Filsafat Pendidikan Islam.Jakarta:Direktorat jenderal pendidikan islam.
Toto suharto.2011,filsafat pendidikan islam.Jogjakarta:AR-RUZZ MEDIA.
Ramayulis.2005.Metodologi Pendidikan Islam.Jakarta:kalam Mulia.
Muliawan.2015.Ilmu Pendidikan Islam.Jakarta:Rajawali Perss.





[1]Muliawn,Ilmu prndidikan Islam.(Jakarta:Rajawali Perss.2015).hal.13.
[2]Ramayulis,Metodologi pendidikan islam,(jakarta:Kalam Mulia,2005).Hal.59
[3]Toto suharto,filsafat pendidikan islam,(Jogjakarta:AR-RUZZ MEDIA,2011).hal. 117
[4]Zuhraini,filsafat pendidikan islam,(Jakarta: Bumi Aksara,2012).hal.170
[5]Haris hermawan, Filsafat Pendidikan Islam,(Jakarta:Direktorat jenderal pendidikan islam,2009)Hal.168
[6]Ramayulis,Pengantar Ilmu Pendidikan, Padang:IAIN Press,2004,Hlm.38
[7]Abdul Aziz,filsafat pendidikan islam (polri gowok blok D:Teras,2009),Hal.179
[8]Toto suharto,filsafat pendidikan islam,(Jogjakarta:AR-RUZZ MEDIA,2011).hal.113
[9]Ramayulis,Metodologi pendidikan islam,(jakarta:Kalam Mulia,2005).Hal.43-44
[10]Haris hermawan, Filsafat Pendidikan Islam,(Jakarta:Direktorat jenderal pendidikan islam,2009)Hal.119-122
[11]Zuhraini,filsafat pendidikan islam,(Jakarta: Bumi Aksara,2012).hal.170
[12]Ibid,Hal 173
[13]M.Arifin, Ilmu pendidikan Islam,(Jakarta:Bumi Aksara,1992)h.222.
[14]Azyumadi Azahra, Prndidikan Islam:Tradisi dan moderenisasi menuju milenium baru,(Jakarta:Logos Wacana Ilmu,2002,)hal.33
[15]A.assegaf,Aliran pemikiran pendidikan islam(Jakarta: Rajawali perss,2013)hal.66
[16]Baca kembali kekerasan dalam pendidikan yang di sebabkan karena faktor lingkungan dalam buku Abd.Rachman Assegaf,(Jakarta:Rajawali Perss,2004).Hlmn.22-31.
[17]Zuhraini,filsafat pendidikan islam,(Jakarta: Bumi Aksara,2012).hal.173-184.
[18]Ramayulis,Metodologi pendidikan agama islam,(Jakarta:Kalam Mulia,2005).hal 154

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Umat islam akan menyesal jika tidak memperhatikan hal ini

Perhatikanlah hadis nabi yang di kutip dari kitab  berikut ini. سَيَأْتِيْ زَمَانٌ عَلَى اُمَّتِيْ يَفِرُّوْنَ مِنَ الْعُلَمَاءِ وَ...