SIFATHAKIKAT KEJIWAAN MANUSIA DALAM KEHIDUPAN
SEHARI- HARI KHUSUSNYA DALAM PROSES PEMBELAJARAN
Pesikologi Belajar PAI
Dosen Pembimbing:
Ibu. Eka Suci Indria Sari M.Pd.I
Kelas : F
Semester : II
Di Susun oleh:
M.Mahfudz Nasir : 1511010297
Yoga Pratama :
1511010396
M.Aditya Rizaldi :1511010296
FAKULTAS TARBIYAH DAN
KEGURUAN JURUSAN PENDIDIKANAGAMA ISLAM
INSTITUTE AGAMA ISLAM NEGERIRADEN
INTAN LAMPUNG2015-2016
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Manusia merupakan makhluk yang berjiwa, kehidupan kejiwaan itu
direfleksikan dalam bentuk tingkah laku dan aktivitas manusia. Kegiatan
kejiwaan sebagai akibat dari stimulus yang diterima oleh manusia dan manusia
mangadakan respon terhadap stimulus yang mengenainya. Jelas sekali bahwa di
sini manusia merupakan sasaran utama pendidikan, pendidikan bermaksud membantu
peserta didik untuk menumbuhkembangkan potensi-potensi kemanusiaannya.
Perilaku manusia akan lebih
mudah dipahami jika
kita juga memahami
proses mental yang
mendasari perilaku tersebut. Demikian juga kita akan lebih mudah
memahami perilaku siswa jika kita memahami
proses mental yang
mendasari perilaku siswa tersebut. Mengingat pentingnya pemahaman
tentang proses mental tersebut, maka dalam
bab Ini akan
dijelaskan beberapa akfivitas
atau proses mental
yang umum terjadi pada
manusia, khususnya yang
berkaitan dengan proses
belajar mengajar.
Proses mental juga sering disebut dengan gejala jiwa.
B.Rumusan Masalah
1. Apa pengertian sifat dan dan hakikat kejiwaan manusia?
2. Apa saja macam-macam gejala atau aktvitas manusia?
3. Apa pengertian kognsi,emosi dan konasi?
C. TujuanMasalah
1. Mengertitentang sifat dan hakikat manusia.
2. Mengetahui macam-macam gejala atau aktivitas manusia.
3. Memahami pengertian dari kognisi emosi dan konasi.
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kehadiran Allah SWT.
Yang telah melimpahkan rahma,taufik,serta hidayahnya,sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul ‘’SifatHakikat
Kejiwaan Manusia Dalam Kehiduan Sehari-Hari Khususnya Dalam Proses Belajar‘’.
Makalah ini di susun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah’’Psikologi Belajar PAI’’.
Demikian
pengantar yang dapat penulis
sampaikan,di mana penulis pun sadar bahwasanya penulis hanyalah manusia yang
tak luput dari kesalahan dan kekurangan, sedangkangkan kesempurnaan hanyalah
milik Allah SWT.Sehinngga dalam penulisan dan penyusunan masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, Kritik dan saran yang kontruktif dan senantiasa
penulis terima dalam upaya evaluasi diri.
Akhirnya penulis hanya bisa berharap bahwa di
balik tidak kesempurnaan penulis dan penyusunan makalah ini dapat di temukan
sesuatu yang bisa memberikan manfaat dan hikmah bagi penulis,pembaca dan bagi
seluruh mahasiswa mahasiswa institute agama islam negeri raden intan lampung
Amin
amin amin ya mujibassailin
Bandar
lampung, 2 Maret 2016
penulis
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar.................................................................................................
i
Daftar
Isi..........................................................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latarbelakang.......................................................................................
1
B. Rumusanmasalah..................................................................................
1
C. Tujuanmasalah......................................................................................
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
SIFAT DAN HAKIKAT KEJIWAAN MANUSIA
2
B. MACAM-MACAM
GEJALA ATAU AKTIVITAS MANUSIA
YANG MELIPUTI KOGNISI EMOSI DAN KONASI.................. 3
a.
Gejalajiwakognisi...........................................................................
3
b.
Gejalajiwakognasi...........................................................................
6
c. Gejalajiwaemosi..............................................................................
9
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan............................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN SIFAT DAN HAKIKAT KEJIWAAN MANUSIA
Menurut John Amos Comenius, manusia mempunyai tiga komponen jiwa yang
menggerakkan aktifitas jiwa-raga. Tiga komponen jiwa tersebut meliputi: syaraf
pertumbuhan, perasaan dan intelek. Oleh karena itu dikatakan, bahwa manusia
mempunyai tiga sifat dasar. yaitu:
1) Sifat
biologis (tumbuh-tumbuhan): sifat initelah membuat manusia tumbuh secara alami
dengan prinsip-prinsip biologis dengan menggunakan lingkungannya.
2) Sifat hewani; dengan adanya perasaan-perasaan hakiki, manusia mengalami desakan-desakan internal untuk mencari keseimbangan hidup. Melalui peralatan inderanya, manusia menjadi sadar dan menuruti keinginan-keinginan dan seleranya.
3) Sifat intelektual; dengan sifat ini, manusia mampu menemukan benar atau salahnya sesuatu, dapat membedakan baik dan buruknya obyek, serta dapat mengarahkan keinginan dan emosinya. Sifat intelektual manusia inilah yang membedakan manusia dari makhluk-makhluk lain. Dengan adanya sifat intelektual ini, manusia dilebihkan derajatnya dari makhluk-makhluk lain.
2) Sifat hewani; dengan adanya perasaan-perasaan hakiki, manusia mengalami desakan-desakan internal untuk mencari keseimbangan hidup. Melalui peralatan inderanya, manusia menjadi sadar dan menuruti keinginan-keinginan dan seleranya.
3) Sifat intelektual; dengan sifat ini, manusia mampu menemukan benar atau salahnya sesuatu, dapat membedakan baik dan buruknya obyek, serta dapat mengarahkan keinginan dan emosinya. Sifat intelektual manusia inilah yang membedakan manusia dari makhluk-makhluk lain. Dengan adanya sifat intelektual ini, manusia dilebihkan derajatnya dari makhluk-makhluk lain.
Hakikat kejiwaan manusia terwujud dengan adanya kekuatan-kekuatan serta
aktivitas-aktivitas kejiwaan dalam diri manusia, yang semua itu menghasilkan
tingkah laku yang lebih sempurna dari pada makhluk-makhluk lain.
Berdasarkan
observasi dan intropeksi, plato (428-348 S.M) mengungkapkan, bahwa jiwa manusia
terdiri atas tiga kekuatan, yaitu:
1)
Akal sebagai kekuatan terpenting
dari jiwa manusia. Dikatakan oleh Plato, bahwa akal adalah bagian jiwa manusia
yang merupakan kekuatan untuk menemukan kebenaran dan kesalahan. Dengan akal,
manusia dapat mengarahkan seluruh aktivitas jasmani dan kejiwaannya, sehingga
manusia mampu memperoleh kehidupan yang lebih sejahtera.
2)
Spirit sebagai kekuatan penggerak
kehidupan pribadi manusia. Spirit adalah kekuatan untuk menjalankan
gagasan-gagasan yang telah diputuskan oleh akal melalui pemilihan berbagai
alternatif gagasan.
3)
Nafsu sebagai stimulus gerakan fisis
dan kejiwaan dan merupakan kekuatan paling kongkrit dalam diri manusia, nafsu
ini terbentuk dari segenap kekuatan keinginan dan selera yang sangat erat
berhubungan dengan fungsi-fungsi jasmaniah. Plato membedakan antara
keinginan-keinginan yang tidak berguna dan merugikan.
B. MACAM-MACAM GEJALA ATAU AKTIVITAS MANUSIA YANG
MELIPUTI KOGNISI,EMOSI DAN KONASI BESERTA PENGERTIANYA
a. Gejala
Jiwa Kognisi (pengenalan)
Istilah cognitive berasal
dari kata cognition yang padanan
katanya knowing, berarti mengetahui.
Dalam arti luas,
cognition (kognisi) ialah perolehan, penataan,
dan penggunaan pengetahuan.
Dalam perkembangan
selanjutnya, istilah kognitif
menjadi populer sebagai
salah satu domain
atau wilayah/ ranah psikologis manusia
yang meliputi setiap peilaku mental
yang berhubungan dengan pemahaman,
pertimbangan, pengolahan informasi, pemecahan masalah, kesengajaan,
dan keyakinan.[1]
1.
Pengamatan
Pengamatan merupakan proses belajar mengenal segala sesuatu yang
ada di
sekitar kita dengan
menggunakan alat indera
kita. Panca indera dimiliki baik
oleh manusia maupun
hewan. Namun, Allah
menganugerahi manusia dengan suatu
fungsi lainnya yang sangat
penting dan membedakannya dari
hewan-hewan yang lain, yaitu akal budi. Dengan akal budi, manusia mampu
meningkatkan daya tanggapnya tentang hal-hal yang bisa diindera.
Dengan akal budi
pulalah manusia mampu
menjadikan keindahan penciptaan alam
semesta seluruhnya dan
penciptaan manusia sendiri,
sebagai bukti adnya Sang Pencipta.[2]
Proses Pengamatan
a. Harus ada perhatian yang ditujukan kepada perangsang
b. Ada perangsang yang mengenai alat indera kita
c. Ada alat indera yang menangkap perangsang
d. Ada urat syaraf yang membawa perangsang ke otak
e. Ada otak yang menyadarinya.[3]
2.
Tanggapan
Tanggapan sebagai
salah satu fungsi
jiwa yang pokok,
dapat diartikan sebagai gambaran
ingatan dari pengamatan,
ketika objek yang diamati
tidak lagi berada dalam
ruang dan waktu pengamatan.
Jadi, jika proses pengamatan
sudah berhenti, dan
hanya tinggal kesan-kesannya saja, peristiwa demikian ini disebut
tanggapan.
Tanggapan disebut “laten”
(tersembunyi, belum terungkap), apabila tanggapan tersebut ada di bawah sadar,
atau tidak kita sadari, dan suatu saat bisa
disadarkan kembali. Sedang
tanggapan disebut “aktual”,
apabila tanggapan tersbut kita sadari.[4]
Perbedaan antara tanggapan dan pengamatan:
1.
Pengamatan
terikat pada tempat dan waktu, sedang pada tanggapan tidak terikat waktu dan
tempat.
2.
Objek
pengamatan sempurna dan mendetail, sedangkan objek tanggapan tidak mendetail
dan kabur.
3.
Pengamatan
memerlukan perangsang, sedang pada tanggapan tidak perlu ada rangsangan.
4.
Pengmatan
bersifat sensoris, sedang pada tanggapan bersifat imaginer.[5]
2.
Fantasi
Fantasi adalah
daya jiwa untuk
membentuk atau mencipta tanggapan-tanggapan baru dengan
bantuan tanggapan yang sudah ada.[6]
a. Fantasi Mencipta
Fantasi yang terjadi
atas inisiatif atau
kehendak sendiri, tanpa bantuan
orang lain atau jenis
fantasi yang mampu
menciptakan hal-hal baru. Fantasi
macam ini biasanya lebih banyak dimilki oleh para seniman, anak-anak, dan para
ilmuwan.
b.
Fantasi Tuntunan atau Terpimpin
Fantasi yang terjadi dengan bantuan pimpinan atau tuntunan orang
lain. Dalam hal
ini misalnya kalau
kita sedang membaca
buku, kita mengikuti pengarang
buku itu dalam ceritanya.[7]
4. Daya Ingatan
Ingatan (memory) ialah kekuatan jiwa untuk menerima, menyimpan, dan
mereproduksi kesan-kesan.
Sifat-Sifat Ingatan
Sifat Daya
ingatan itu tidak
sama pada tiap
orang, oleh karena itu, sifat daya ingatan dibedakan menjadi:
1. Ingatan yang mudah
dan cepat: orang
yang memiliki daya
ingatan inidnegan cepat dan mudah menyimpan dan mencamkan kesan-kesan.
2. Ingatan
yang luas dan teguh: sekaligus seseorang dapat menerima banyak kesan dan dalam
daerah yang luas
3. Ingatan
yang setia: kesan yang telah diterimanya itu tetap tidak berubah, tetap
sebagimana waktu menerimanya.
4. Ingatan yang
patuh: kesan-kesan yang
telah dicamkan dan
disimpan itu dengan cepat dapat
direprodusir.
5. Berfikir
Proses menerima,
menyimpan, dan mengolah
kembali informasi, (baik informasi
yang didapat lewat
pendengaran, penglihatan atau penciuman) biasa disebut
"berfikir". Berfikir adalah media untuk menambah
perbendaharaan/khazanah otak manusia.
Manusia memikirkan dirinya, orang-orang di sekitarnya dan alam
semesta.
Dalam berfikir, seseorang
menghubungkan pengertian satu
dengan pengertian lainnya
dalam rangka mendapatkan
pemecahan persoalan yang dihadapi. Dalam
pemecahan persoalan, individu
membeda-bedakan, mempersatukan
dan berusaha menjawab
pertanyaan, mengapa, untuk
apa, bagaimana, dimana dan lain sebagainya.
Hal-hal yang berhubungan dengan berfikir:
a. Pengertian
b. Keputusan
c. Kesimpulan
6. Intelligensi
Intelligensi ialah kesanggupan
rohani untuk menyesuaikan
diri kepada situasi yang baru
dengan menggunakan berfikir menurut tujuannya. Kapankah seseorang
dikatakan berbuat intelligen?
Seseorang dapat dikatakan berbuat
intelligen kalau dalam
situasi tertentu, ia
dapat berbuat dengan cara-cara
yang tepat. Artinya,
ia dapat memecahkan
kesulitan-kesulitan, soal-soal yang
terdapat dalam situasi
itu. Dengan kata
lain, ia dapat menyesuaikan diri
dengan situasi yang baru itu.[8]
b. Gejala
JiwaKonasi (Kemauan)
Kemauanataukehendakialahsuatufungsijiwauntukmencapaisesuatu,
kehendakinikekuatandaridalamdantampakdariluarsebagaigerakgerik.[9],
dapat diartikan aktifitas psikis
yang mengandung usaha
aktif dan berhubungan dengan pelaksanaan suatu tujuan.
Tujuan adalah titik akhir dari gerkana yang menuju suatu arah. Adapun tujuan
kemauan adalah pelaksanaan suatu tujuan-tujuan mana, harus diartikan dalam
suatu hubungan.
Dalam istilah
sehari-hari kemauan dapat disamakan dengan kehendak atau hasrat.
Kehendak isalah suatu
fungsi jiwa untuk
dapat mencari sesuatu. Kehendak ini
merupakan kekuatandari dalam.
Dan tampak dari
luar sebagai gerak-gerik.[10]
Dalam berfungsinya
kehendak ini bertautan
dengan pikiran dan perasaan. Untuk dapat mempelajarinya
dibagi atas:
a. Dorongan
b. Keinginann
c. Hasrat
d. Kecenderungan
e. Hawa nafsu
f. Kemauan
Proses kemauan
untuk mencapai proses
tindakan biasanya melalui bebrapa tingkat, ialah:
a. Motif (alasan, dasra, dan pendorong)
b. Perjuangan motif. Sebelum
mengambil keputusan, pada
batin biasanya ada beberapa
motif, yang bersifat
luhur dan rendah.
Disisni nerlangsung suatu pemilihan.
c. Keputusan. Inilah
yang sangat penting.
Disini kita mengadakan
pemilihan antara motif-motif tersebutdan meninggalkan kemungkinan yang
lain, sebab tak mungkin kita punya macam-macam
keinginan dan pada
waktu yang sama.
d. Perbuatan kemauan.
Kalau sudah mengambil
keptusan, maka bertindak sesuai dengan keputusan yang
diambil. Tetapi itu sering sangat sukar.
1.
Hasrat
yang berupsat pada kejasmanian
Gejala hasrat
ini berhubungan dengan
gerak dan perbuatan
yang berpusat pada kejasmanian.
Di antara gejala hasrat
ini ada yang
terdapat pada tumbuh-tumbuhan, binatang pada manusia.
a. Tropisme
Adanya
peristiwa yang menyebabkan
timbulnya gerak ke
suatu arah tertentu.
b.Refleks
Reflek
adalah gerak reaksi yang tak disadari terhadap perangsang.
Reflek ini dihubungka
dengan konasi yang
rendah tingkatannya, maka refleks boleh dikatakan hgerak refleks,
hukum perbuatan refleks.
c. Insting
Yaitu kemampuan
berbuat tertentu yang
dibawa sejak lahir
yaitu tertuju pada pemuasan dorongan-dorongan nafsu dan
dorongan-dorongan lain, disebut insting.
Instink ini terdapat
pada hewan dan
juga mansia, namun fungsi
peranananya tidak sama.
d.Automatisme
Gejala-gejala yang menimbulkan
gerak-gerak terselenggara denga sendirinya, disebut autmatisme.
e. Kebiasaan
Gerak perbuatan yang
berjalan dnegan lancar
dan seolah-olah berjalan dengan
sendirinya, disebut dengan kebiasaan.
f. Nafsu
Dorongan yang
terdapat pada tiap-tiap
manusia dan memberi kekuataan bertindak
untuk memenuhi kebuthan
hidup tertentu, disebut nafsu.
g. Keinginan
Nafsu yang mempunyai
arah tertentu dan
tuuan tertentu disebut keinginan. Kalau
dorongan sudah menuju
ke arah tujuan
yang nyata/konngkrit dan tertentu, misalnya disitu akan terjadi dorongan
keras dan terarah pada suatu objek tertentu maka nafsu itu disebut keinginan.
h. Kecenderungan
(tendency)
Keinginan-keingina yang
sering munculatau timbul
disebut kecenderungan.
Kecenderungan sama dengan
kecondongan. Kecenderungan Dapat menimbulkan dasra kegemaran terhadap
sesuatu.
i. Hawa Nafsu
Kecenderungan
atau keinginan yang snagt kuat dan mendesak yang sedikit-sedikit ynag
memepengaruhi jiwa seseorang disebut
hawa nafsu.
j. Kemauan
Kemauan adalah dorongan
dari dlamyang lebih
tinggi tingkatannya daripada instink,
refleks, automatisme, kebiasaan,
nafsu, keinginan,
kecenderungan dan hawa
nafsu, sekali lagi
ditandaskan bahwa kemauan hanya
terdapat pada manusia saja.
c. Gejala
JiwaEmosi (Perasaan )
perasaanadalahsuatupernyataanjiwa,
yang sedikitbanyakbersifatsubyektifuntukmerasakan. Perasaan termasuk
gejala jiwa yang
dimiliki oleh semua
orang dan tingkatannya tidak
sama. Perasaan tidak termasuk gejala mengenal, walaupun demikian, perasaan
sering juga berhubungan dengan gejala mengenal.
Jenis-Jenis Perasaan:
1.
Perasaan-perasaan jasmaniyah:
jenis perasaan ini
sering pula disebut perasaan tingkat rendah yang terbagi
sebagai berikut:
a)Perasaan sensoris:
yaitu perasaan yang
berhubungan dengan stimulus
terhadap indra, misalnya: dingin, hangat, pahit, asam dan sebagainya.
b)Perasaan vital: yaitu
perasaan yang berhubungan
dengan kondisi jasmani pada
umumnya, misalnya lelah,
lesu, lemah, segar,
sehat dan sebagainya.[11]
2. Perasaan-perasaan
rohaniah: sering pula
disebut sebagai perasaan
luhur (tingkat tinggi), yang terdiri dari:
a) Perasaan intelektual:
yaitu perasaan yang
berhubungan dengan kesanggupan
intelektual dalam mengatasi suatu masalah, misalnya: senang atau
puas ketika berhasil
(perasaan intelektual positif), kecewa atau jengkel ketika gagal
(perasaan intelektual negatif).
b) Perasaan kesusilaan
(etis): yaitu perasaan
yang berhubungan dengan baik-buruk
atau norma, misalnya:
puas ketika mampu melakukan hal
yang baik, atau
menyesal ketika melakukan
hal yang tidak baik.
c) Perasaan estetis
(keindahan); yaitu perasaan yang
berhubungan dengan
penghayatan dan apresiasi
tentang sesuatu yang
indah tau tidak indah. Perasaan
ini timbul jika seseorang mengamati sesuatu yang indah
atau yang jelek.
Yang indah menimbulkan
perasaan positif, yang jelek menimbulkan perasaan yang negatif.
d) Perasaan sosial
(kemasyarakatan): yaitu perasaan
yang cenderung untuk mengikatkan
diri dengan orang-orang
lain, misalnya: perasaan cinta
sesama manusia, rasa ingin bergaul, ingin menolong, rasa simpati atau setia
kawan dan sebagainya.
e) Perasaan harga diri:
yaitu perasaan yang
berhubungan dengan penghargaan diri
seseorang, misalnya: rasa
senang, puas, dan bangga
akibat adanya pengakuan dan
penghargaan dari orang
lain atau sebaliknya.
f) Perasaan ketuhanan
(religius): yaitu perasaan
yang berkaitan dengan kekuasaan
dan eksistensi dari
Tuhan. Manusia merupakan satu-satunya yang dianugrahkan
perasaan ini oleh Tuhan. Perasaan ini digolongkan pada peristiwa psikis yang
paling luhur dan mulia. Menurut
pandangan filsafat ketuhanan
(theologi) menusia disebut “homo divinans” yaitu manusia
senantiasa memilki kepercayaan terhadap Tuhan dan hal-hal yang bersifat ghaib.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Menurut John Amos Comenius, manusia mempunyai tiga komponen jiwa yang
menggerakkan aktifitas jiwa-raga. Tiga komponen jiwa tersebut meliputi: syaraf
pertumbuhan, perasaan dan intelek. Oleh karena itu dikatakan, bahwa manusia
mempunyai tiga sifat dasar. yaitu:
1) Sifat
biologis
2) Sifat hewani
3) Sifat
intelektual
Hakikat
kejiwaan manusia terwujud dengan adanya kekuatan-kekuatan serta
aktivitas-aktivitas kejiwaan dalam diri manusia, yang semua itu menghasilkan
tingkah laku yang lebih sempurna dari pada makhluk-makhluk lain.
Dan dapat pula di simpulkan bahwa manusia memiliki gejala-gejala
jiwa yang meliputi:
1.
Gejala
pengenalan atau kognisi
2.
Gejala
kehendak atau konasi
3.
Gejala
perasaan atau emosi
DAFTAR PUSTAKA
Abu Ahmadi, “Psikologi Umum”, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003)
Agus
sujanto, Psikolog iUumum.(Jakarta:Bumi
Aksara, 1993)
M.Ishom Ahmadi, "Ya Ayyatuha An Nafsu Al Muthmainnah".
(Yogyakarta: SJ Press, 2009)
Muhibbin Syah, "Psikologi Belajar", (Jakarta:
Rajawali Press, 2009)
Wasti Soemanto, "Psikologi Pendidikan", (Jakarta:
Rineka Cipta, 1998)
[1] Muhibbin Syah, "Psikologi
Belajar", (Jakarta: Rajawali Press, 2009) h. 22
[2]M.Ishom
Ahmadi, "Ya Ayyatuha An Nafsu Al Muthmainnah". (Yogyakarta: SJ
Press, 2009) h. 26-27
[3]M.Ishom Ahmadi, Op-Cit,.
h. 29
[4]Abu Ahmadi, Psikologi
Umum, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009) h. 68
[5]Abu Ahmadi, Op-Cit,.
h. 69
[8]M.Ishom
Ahmadi, "Ya Ayyatuha An Nafsu Al Muthmainnah". (Yogyakarta: SJ
Press, 2009) h. 91
[9]Agussujanto, PsikologiUumum.(Jakarta:BumiAksara,
1993) hal.84
[10]Abu Ahmadi, “Psikologi
Umum”, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003) h. 112
[11]Wasti Soemanto, "Psikologi
Pendidikan", (Jakarta: Rineka Cipta, 1998) h. 38
Tidak ada komentar:
Posting Komentar