Rabu, 08 Juni 2016

SIFATHAKIKAT KEJIWAAN MANUSIA DALAM KEHIDUPAN SEHARI- HARI KHUSUSNYA DALAM PROSES PEMBELAJARAN

SIFATHAKIKAT KEJIWAAN MANUSIA DALAM KEHIDUPAN SEHARI- HARI KHUSUSNYA DALAM PROSES PEMBELAJARAN
Pesikologi Belajar PAI
Dosen Pembimbing: Ibu. Eka Suci Indria Sari M.Pd.I
Kelas               : F
Semester          : II
Di Susun oleh:
M.Mahfudz Nasir       : 1511010297
Yoga Pratama             : 1511010396
index.jpgM.Aditya Rizaldi        :1511010296






FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN JURUSAN PENDIDIKANAGAMA ISLAM  INSTITUTE AGAMA ISLAM NEGERIRADEN  INTAN LAMPUNG2015-2016
BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Manusia merupakan makhluk yang berjiwa, kehidupan kejiwaan itu direfleksikan dalam bentuk tingkah laku dan aktivitas manusia. Kegiatan kejiwaan sebagai akibat dari stimulus yang diterima oleh manusia dan manusia mangadakan respon terhadap stimulus yang mengenainya. Jelas sekali bahwa di sini manusia merupakan sasaran utama pendidikan, pendidikan bermaksud membantu peserta didik untuk menumbuhkembangkan potensi-potensi kemanusiaannya.
Perilaku  manusia  akan lebih  mudah  dipahami  jika  kita  juga  memahami  proses  mental  yang  mendasari perilaku tersebut. Demikian juga kita akan lebih mudah memahami perilaku siswa jika  kita  memahami  proses  mental  yang  mendasari  perilaku  siswa tersebut. Mengingat pentingnya pemahaman tentang proses  mental tersebut,  maka dalam  bab  Ini  akan  dijelaskan  beberapa  akfivitas  atau  proses  mental  yang  umum terjadi  pada  manusia,  khususnya  yang  berkaitan  dengan  proses  belajar  mengajar.
Proses mental juga sering disebut dengan gejala jiwa.

B.Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian sifat dan dan hakikat kejiwaan manusia?
2.      Apa saja macam-macam gejala atau aktvitas manusia?
3.      Apa pengertian kognsi,emosi dan konasi?

C. TujuanMasalah
1.      Mengertitentang sifat dan hakikat manusia.
2.      Mengetahui macam-macam gejala atau aktivitas manusia.
3.      Memahami pengertian dari kognisi emosi dan konasi.

KATA PENGANTAR

            Puji syukur kehadiran Allah SWT. Yang telah melimpahkan rahma,taufik,serta hidayahnya,sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ‘SifatHakikat Kejiwaan Manusia Dalam Kehiduan Sehari-Hari Khususnya Dalam Proses Belajar‘’. Makalah ini di susun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah’’Psikologi Belajar PAI’’.
            Demikian pengantar yang dapat  penulis sampaikan,di mana penulis pun sadar bahwasanya penulis hanyalah manusia yang tak luput dari kesalahan dan kekurangan, sedangkangkan kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT.Sehinngga dalam penulisan dan penyusunan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, Kritik dan saran yang kontruktif dan senantiasa penulis terima dalam upaya evaluasi diri.
Akhirnya penulis hanya bisa berharap bahwa di balik tidak kesempurnaan penulis dan penyusunan makalah ini dapat di temukan sesuatu yang bisa memberikan manfaat dan hikmah bagi penulis,pembaca dan bagi seluruh mahasiswa mahasiswa institute agama islam negeri raden intan lampung

Amin amin amin ya mujibassailin


                                                  Bandar lampung, 2 Maret 2016

                                                                      penulis






DAFTAR ISI


Kata Pengantar................................................................................................. i
Daftar Isi.......................................................................................................... ii
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latarbelakang....................................................................................... 1
B.     Rumusanmasalah.................................................................................. 1
C.     Tujuanmasalah...................................................................................... 1
BAB II
PEMBAHASAN
A.    PENGERTIAN SIFAT DAN HAKIKAT KEJIWAAN MANUSIA 2
B.     MACAM-MACAM GEJALA ATAU AKTIVITAS MANUSIA
 YANG MELIPUTI KOGNISI EMOSI DAN KONASI.................. 3
a.       Gejalajiwakognisi........................................................................... 3
b.      Gejalajiwakognasi........................................................................... 6
c.       Gejalajiwaemosi.............................................................................. 9
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan............................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA



BAB II
PEMBAHASAN
A.    PENGERTIAN  SIFAT DAN HAKIKAT KEJIWAAN MANUSIA
Menurut John Amos Comenius, manusia mempunyai tiga komponen jiwa yang menggerakkan aktifitas jiwa-raga. Tiga komponen jiwa tersebut meliputi: syaraf pertumbuhan, perasaan dan intelek. Oleh karena itu dikatakan, bahwa manusia mempunyai tiga sifat dasar. yaitu:
1) Sifat biologis (tumbuh-tumbuhan): sifat initelah membuat manusia tumbuh secara alami dengan prinsip-prinsip biologis dengan menggunakan lingkungannya.
2) Sifat hewani; dengan adanya perasaan-perasaan hakiki, manusia mengalami desakan-desakan internal untuk mencari keseimbangan hidup. Melalui peralatan inderanya, manusia menjadi sadar dan menuruti keinginan-keinginan dan seleranya.
3) Sifat intelektual; dengan sifat ini, manusia mampu menemukan benar atau salahnya sesuatu, dapat membedakan baik dan buruknya obyek, serta dapat mengarahkan keinginan dan emosinya. Sifat intelektual manusia inilah yang membedakan manusia dari makhluk-makhluk lain. Dengan adanya sifat intelektual ini, manusia dilebihkan derajatnya dari makhluk-makhluk lain.
Hakikat kejiwaan manusia terwujud dengan adanya kekuatan-kekuatan serta aktivitas-aktivitas kejiwaan dalam diri manusia, yang semua itu menghasilkan tingkah laku yang lebih sempurna dari pada makhluk-makhluk lain.
Berdasarkan observasi dan intropeksi, plato (428-348 S.M) mengungkapkan, bahwa jiwa manusia terdiri atas tiga kekuatan, yaitu:
1)      Akal sebagai kekuatan terpenting dari jiwa manusia. Dikatakan oleh Plato, bahwa akal adalah bagian jiwa manusia yang merupakan kekuatan untuk menemukan kebenaran dan kesalahan. Dengan akal, manusia dapat mengarahkan seluruh aktivitas jasmani dan kejiwaannya, sehingga manusia mampu memperoleh kehidupan yang lebih sejahtera.
2)      Spirit sebagai kekuatan penggerak kehidupan pribadi manusia. Spirit adalah kekuatan untuk menjalankan gagasan-gagasan yang telah diputuskan oleh akal melalui pemilihan berbagai alternatif gagasan.
3)      Nafsu sebagai stimulus gerakan fisis dan kejiwaan dan merupakan kekuatan paling kongkrit dalam diri manusia, nafsu ini terbentuk dari segenap kekuatan keinginan dan selera yang sangat erat berhubungan dengan fungsi-fungsi jasmaniah. Plato membedakan antara keinginan-keinginan yang tidak berguna dan merugikan.
B. MACAM-MACAM GEJALA ATAU AKTIVITAS MANUSIA YANG MELIPUTI KOGNISI,EMOSI DAN KONASI BESERTA PENGERTIANYA
a.  Gejala Jiwa Kognisi (pengenalan)
Istilah cognitive berasal  dari  kata cognition yang  padanan  katanya knowing,  berarti  mengetahui.  Dalam  arti  luas,  cognition  (kognisi)  ialah perolehan,  penataan,  dan  penggunaan  pengetahuan.  Dalam  perkembangan selanjutnya,  istilah  kognitif  menjadi  populer  sebagai  salah  satu  domain  atau wilayah/ ranah psikologis manusia  yang meliputi setiap peilaku mental  yang berhubungan  dengan  pemahaman,  pertimbangan,  pengolahan  informasi, pemecahan masalah, kesengajaan, dan keyakinan.[1]

1.            Pengamatan
Pengamatan merupakan proses belajar mengenal segala sesuatu yang ada  di  sekitar  kita  dengan  menggunakan  alat  indera  kita. Panca  indera dimiliki  baik  oleh  manusia  maupun  hewan.  Namun,  Allah  menganugerahi manusia  dengan  suatu  fungsi  lainnya  yang  sangat  penting  dan membedakannya dari hewan-hewan yang lain, yaitu akal budi. Dengan akal budi, manusia mampu meningkatkan daya tanggapnya tentang hal-hal yang bisa  diindera.  Dengan  akal  budi  pulalah  manusia  mampu  menjadikan keindahan  penciptaan  alam  semesta  seluruhnya  dan  penciptaan  manusia sendiri, sebagai bukti adnya Sang Pencipta.[2]
Proses Pengamatan
a.       Harus ada perhatian yang ditujukan kepada perangsang
b.      Ada perangsang yang mengenai alat indera kita
c.       Ada alat indera yang menangkap perangsang
d.      Ada urat syaraf yang membawa perangsang ke otak
e.       Ada otak yang menyadarinya.[3]
2.  Tanggapan
Tanggapan  sebagai  salah  satu  fungsi  jiwa  yang  pokok,  dapat diartikan  sebagai  gambaran  ingatan  dari  pengamatan,  ketika  objek  yang diamati  tidak lagi  berada  dalam  ruang  dan waktu  pengamatan.  Jadi,  jika proses  pengamatan  sudah  berhenti,  dan  hanya  tinggal  kesan-kesannya  saja, peristiwa demikian ini disebut tanggapan.
Tanggapan disebut “laten” (tersembunyi, belum terungkap), apabila tanggapan tersebut ada di bawah sadar, atau tidak kita sadari, dan suatu saat bisa  disadarkan  kembali.  Sedang  tanggapan  disebut  “aktual”,  apabila tanggapan tersbut kita sadari.[4]
Perbedaan antara tanggapan dan pengamatan:
1.      Pengamatan terikat pada tempat dan waktu, sedang pada tanggapan tidak terikat waktu dan tempat.
2.      Objek pengamatan sempurna dan mendetail, sedangkan objek tanggapan tidak mendetail dan kabur.
3.      Pengamatan memerlukan perangsang, sedang pada tanggapan tidak perlu ada rangsangan.
4.      Pengmatan bersifat sensoris, sedang pada tanggapan bersifat imaginer.[5]


2.    Fantasi
              Fantasi  adalah  daya  jiwa  untuk  membentuk  atau  mencipta tanggapan-tanggapan baru dengan bantuan tanggapan yang sudah ada.[6]
a.       Fantasi Mencipta
Fantasi  yang  terjadi  atas  inisiatif  atau  kehendak  sendiri,  tanpa bantuan  orang lain  atau  jenis  fantasi  yang  mampu  menciptakan  hal-hal baru. Fantasi macam ini biasanya lebih banyak dimilki oleh para seniman, anak-anak, dan para ilmuwan.
b.      Fantasi Tuntunan atau Terpimpin                              
Fantasi yang terjadi dengan bantuan pimpinan atau tuntunan orang lain.  Dalam  hal  ini  misalnya  kalau  kita  sedang  membaca  buku,  kita mengikuti pengarang buku itu dalam ceritanya.[7]
4.      Daya Ingatan
  Ingatan (memory) ialah kekuatan jiwa untuk menerima, menyimpan, dan mereproduksi kesan-kesan.
Sifat-Sifat Ingatan
            Sifat  Daya  ingatan  itu  tidak  sama  pada  tiap  orang,  oleh karena  itu, sifat daya ingatan dibedakan menjadi:
1.  Ingatan  yang  mudah  dan  cepat:  orang  yang  memiliki  daya  ingatan inidnegan cepat dan mudah menyimpan dan mencamkan kesan-kesan.
2.   Ingatan yang luas dan teguh: sekaligus seseorang dapat menerima banyak kesan dan dalam daerah yang luas
3.   Ingatan yang setia: kesan yang telah diterimanya itu tetap tidak berubah, tetap sebagimana waktu menerimanya.
4.   Ingatan  yang  patuh:  kesan-kesan  yang  telah  dicamkan  dan  disimpan  itu dengan cepat dapat direprodusir.


5.      Berfikir
            Proses  menerima,  menyimpan,  dan  mengolah  kembali  informasi, (baik  informasi  yang  didapat  lewat  pendengaran,  penglihatan  atau penciuman) biasa disebut "berfikir". Berfikir adalah media untuk menambah perbendaharaan/khazanah  otak  manusia.  Manusia  memikirkan  dirinya, orang-orang di sekitarnya dan alam semesta.
Dalam  berfikir,  seseorang  menghubungkan  pengertian  satu  dengan pengertian lainnya  dalam  rangka  mendapatkan  pemecahan  persoalan  yang dihadapi.  Dalam  pemecahan  persoalan,  individu  membeda-bedakan, mempersatukan  dan  berusaha  menjawab  pertanyaan,  mengapa,  untuk  apa, bagaimana, dimana dan lain sebagainya.
Hal-hal yang berhubungan dengan berfikir:
a.       Pengertian
b.      Keputusan
c.       Kesimpulan
6.      Intelligensi
Intelligensi  ialah  kesanggupan  rohani  untuk  menyesuaikan  diri kepada situasi  yang baru dengan menggunakan berfikir menurut tujuannya. Kapankah  seseorang  dikatakan  berbuat  intelligen?  Seseorang  dapat dikatakan  berbuat  intelligen  kalau  dalam  situasi  tertentu,  ia  dapat  berbuat dengan  cara-cara  yang  tepat.  Artinya,  ia  dapat  memecahkan  kesulitan-kesulitan,  soal-soal  yang  terdapat  dalam  situasi  itu.  Dengan  kata  lain,  ia dapat menyesuaikan diri dengan situasi yang baru itu.[8]

b.  Gejala JiwaKonasi (Kemauan)
Kemauanataukehendakialahsuatufungsijiwauntukmencapaisesuatu, kehendakinikekuatandaridalamdantampakdariluarsebagaigerakgerik.[9], dapat diartikan  aktifitas  psikis  yang  mengandung  usaha  aktif  dan  berhubungan dengan pelaksanaan suatu tujuan. Tujuan adalah titik akhir dari gerkana yang menuju suatu arah. Adapun tujuan kemauan adalah pelaksanaan suatu tujuan-tujuan mana, harus diartikan dalam suatu hubungan.
            Dalam istilah sehari-hari kemauan dapat disamakan dengan kehendak atau  hasrat.  Kehendak  isalah  suatu  fungsi  jiwa  untuk  dapat  mencari  sesuatu. Kehendak  ini  merupakan  kekuatandari  dalam.  Dan  tampak  dari  luar  sebagai gerak-gerik.[10]
Dalam  berfungsinya  kehendak  ini  bertautan  dengan  pikiran  dan perasaan. Untuk dapat mempelajarinya dibagi atas:
a.       Dorongan 
b.      Keinginann
c.       Hasrat
d.      Kecenderungan
e.       Hawa nafsu
f.       Kemauan

Proses  kemauan  untuk  mencapai  proses  tindakan  biasanya  melalui bebrapa tingkat, ialah:
a.       Motif (alasan, dasra, dan pendorong)
b.      Perjuangan  motif.  Sebelum  mengambil  keputusan,  pada  batin  biasanya  ada beberapa  motif,  yang  bersifat  luhur  dan  rendah.  Disisni  nerlangsung  suatu pemilihan.
c.    Keputusan.  Inilah  yang  sangat  penting.  Disini  kita  mengadakan  pemilihan antara motif-motif tersebutdan meninggalkan kemungkinan yang lain, sebab tak  mungkin  kita  punya  macam-macam  keinginan  dan  pada  waktu  yang sama.
d.   Perbuatan  kemauan.  Kalau  sudah  mengambil  keptusan,  maka  bertindak sesuai dengan keputusan yang diambil. Tetapi itu sering sangat sukar.

1.            Hasrat yang berupsat pada kejasmanian
Gejala  hasrat  ini  berhubungan  dengan  gerak  dan  perbuatan  yang berpusat  pada  kejasmanian.  Di  antara gejala  hasrat  ini  ada  yang  terdapat pada tumbuh-tumbuhan, binatang pada manusia.
a. Tropisme
  Adanya  peristiwa  yang  menyebabkan  timbulnya  gerak  ke  suatu arah  tertentu.
b.Refleks
Reflek adalah  gerak reaksi  yang tak disadari terhadap perangsang. Reflek  ini  dihubungka  dengan  konasi  yang  rendah  tingkatannya,  maka refleks boleh dikatakan hgerak refleks, hukum perbuatan refleks.
c. Insting
Yaitu  kemampuan  berbuat  tertentu  yang  dibawa  sejak  lahir  yaitu tertuju pada pemuasan dorongan-dorongan nafsu dan dorongan-dorongan lain,  disebut  insting.  Instink  ini  terdapat  pada  hewan  dan  juga  mansia, namun fungsi peranananya tidak sama.
d.Automatisme
Gejala-gejala  yang  menimbulkan  gerak-gerak  terselenggara  denga sendirinya, disebut autmatisme.
e. Kebiasaan
Gerak  perbuatan  yang  berjalan  dnegan  lancar  dan  seolah-olah berjalan dengan sendirinya, disebut dengan kebiasaan.
f. Nafsu
Dorongan  yang  terdapat  pada  tiap-tiap  manusia  dan  memberi kekuataan  bertindak  untuk  memenuhi  kebuthan  hidup  tertentu,  disebut nafsu.
g. Keinginan
Nafsu  yang  mempunyai  arah  tertentu  dan  tuuan  tertentu  disebut keinginan.  Kalau  dorongan  sudah  menuju  ke  arah  tujuan  yang nyata/konngkrit dan tertentu, misalnya disitu akan terjadi dorongan keras dan terarah pada suatu objek tertentu maka nafsu itu disebut keinginan.
h. Kecenderungan (tendency)
Keinginan-keingina  yang  sering  munculatau  timbul  disebut kecenderungan.  Kecenderungan  sama  dengan  kecondongan. Kecenderungan Dapat menimbulkan dasra kegemaran terhadap sesuatu.
i. Hawa Nafsu
Kecenderungan atau keinginan yang snagt kuat dan mendesak yang sedikit-sedikit  ynag  memepengaruhi  jiwa seseorang  disebut  hawa  nafsu.
j. Kemauan
Kemauan  adalah  dorongan  dari  dlamyang  lebih  tinggi  tingkatannya daripada  instink,  refleks,  automatisme,  kebiasaan,  nafsu,  keinginan, kecenderungan  dan  hawa  nafsu,  sekali  lagi  ditandaskan  bahwa kemauan hanya terdapat pada manusia saja.

c.   Gejala JiwaEmosi (Perasaan )
perasaanadalahsuatupernyataanjiwa, yang sedikitbanyakbersifatsubyektifuntukmerasakan. Perasaan  termasuk  gejala  jiwa  yang  dimiliki  oleh  semua  orang  dan tingkatannya tidak sama. Perasaan tidak termasuk gejala mengenal, walaupun demikian, perasaan sering juga berhubungan dengan gejala mengenal.
Jenis-Jenis Perasaan:
1.  Perasaan-perasaan  jasmaniyah:  jenis  perasaan  ini  sering  pula  disebut perasaan tingkat rendah yang terbagi sebagai berikut:
a)Perasaan  sensoris:  yaitu  perasaan  yang  berhubungan  dengan stimulus terhadap indra, misalnya: dingin, hangat, pahit, asam dan sebagainya.
b)Perasaan  vital:  yaitu  perasaan  yang  berhubungan  dengan  kondisi jasmani  pada  umumnya,  misalnya  lelah,  lesu,  lemah,  segar,  sehat dan sebagainya.[11]
2.   Perasaan-perasaan  rohaniah:  sering  pula  disebut  sebagai  perasaan  luhur (tingkat tinggi), yang terdiri dari:
a)   Perasaan  intelektual:  yaitu  perasaan  yang  berhubungan  dengan kesanggupan intelektual dalam mengatasi suatu masalah, misalnya: senang  atau  puas  ketika  berhasil  (perasaan  intelektual  positif), kecewa atau jengkel ketika gagal (perasaan intelektual negatif).
b)   Perasaan  kesusilaan  (etis):  yaitu  perasaan  yang  berhubungan dengan  baik-buruk  atau  norma,  misalnya:  puas  ketika  mampu melakukan  hal  yang  baik,  atau  menyesal  ketika  melakukan  hal yang tidak baik.
c)   Perasaan  estetis  (keindahan);  yaitu  perasaan yang  berhubungan dengan  penghayatan  dan  apresiasi  tentang  sesuatu  yang  indah  tau tidak indah. Perasaan ini timbul jika seseorang mengamati sesuatu yang  indah  atau  yang  jelek.  Yang  indah  menimbulkan  perasaan positif, yang jelek menimbulkan perasaan yang negatif.
d)   Perasaan  sosial  (kemasyarakatan):  yaitu  perasaan  yang  cenderung untuk  mengikatkan  diri  dengan  orang-orang  lain,  misalnya: perasaan cinta sesama manusia, rasa ingin bergaul, ingin menolong, rasa simpati atau setia kawan dan sebagainya.
e)    Perasaan  harga diri:  yaitu  perasaan  yang  berhubungan  dengan penghargaan  diri  seseorang,  misalnya:  rasa  senang,  puas,  dan bangga  akibat  adanya pengakuan  dan  penghargaan  dari  orang  lain atau sebaliknya.
f)    Perasaan  ketuhanan  (religius):  yaitu  perasaan  yang  berkaitan dengan  kekuasaan  dan  eksistensi  dari  Tuhan.  Manusia  merupakan satu-satunya yang dianugrahkan perasaan ini oleh Tuhan. Perasaan ini digolongkan pada peristiwa psikis yang paling luhur dan mulia. Menurut  pandangan  filsafat  ketuhanan  (theologi)  menusia  disebut “homo divinans” yaitu manusia senantiasa memilki kepercayaan terhadap Tuhan dan hal-hal yang bersifat ghaib.


BAB III
PENUTUP
A.  KESIMPULAN
Menurut John Amos Comenius, manusia mempunyai tiga komponen jiwa yang menggerakkan aktifitas jiwa-raga. Tiga komponen jiwa tersebut meliputi: syaraf pertumbuhan, perasaan dan intelek. Oleh karena itu dikatakan, bahwa manusia mempunyai tiga sifat dasar. yaitu:
1) Sifat biologis
2) Sifat hewani
3) Sifat intelektual

              Hakikat kejiwaan manusia terwujud dengan adanya kekuatan-kekuatan serta aktivitas-aktivitas kejiwaan dalam diri manusia, yang semua itu menghasilkan tingkah laku yang lebih sempurna dari pada makhluk-makhluk lain.
Dan dapat pula di simpulkan bahwa manusia memiliki gejala-gejala jiwa yang meliputi:
1.      Gejala pengenalan atau kognisi
2.      Gejala kehendak atau konasi
3.      Gejala perasaan atau emosi

DAFTAR PUSTAKA

Abu Ahmadi, “Psikologi Umum”, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003)
Agus sujanto, Psikolog iUumum.(Jakarta:Bumi Aksara, 1993)
M.Ishom Ahmadi, "Ya Ayyatuha An Nafsu Al Muthmainnah". (Yogyakarta: SJ Press, 2009)
Muhibbin Syah, "Psikologi Belajar", (Jakarta: Rajawali Press, 2009)
Wasti Soemanto, "Psikologi Pendidikan", (Jakarta: Rineka Cipta, 1998)





[1] Muhibbin Syah, "Psikologi Belajar", (Jakarta: Rajawali Press, 2009) h. 22
[2]M.Ishom Ahmadi, "Ya Ayyatuha An Nafsu Al Muthmainnah". (Yogyakarta: SJ Press, 2009) h. 26-27
[3]M.Ishom Ahmadi, Op-Cit,. h. 29
[4]Abu Ahmadi, Psikologi Umum, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009) h. 68
[5]Abu Ahmadi, Op-Cit,. h. 69
[6]Ibid,. h. 70
[7]M.Ishom Ahmadi, "Ya Ayyatuha An Nafsu Al Muthmainnah". (Yogyakarta: SJ Press,
2009) h. 70

[8]M.Ishom Ahmadi, "Ya Ayyatuha An Nafsu Al Muthmainnah". (Yogyakarta: SJ Press, 2009) h. 91
[9]Agussujanto, PsikologiUumum.(Jakarta:BumiAksara, 1993) hal.84
[10]Abu Ahmadi, “Psikologi Umum”, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003) h. 112
[11]Wasti Soemanto, "Psikologi Pendidikan", (Jakarta: Rineka Cipta, 1998) h. 38

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Umat islam akan menyesal jika tidak memperhatikan hal ini

Perhatikanlah hadis nabi yang di kutip dari kitab  berikut ini. سَيَأْتِيْ زَمَانٌ عَلَى اُمَّتِيْ يَفِرُّوْنَ مِنَ الْعُلَمَاءِ وَ...