Kelompok
6 kelas F
METODE
STUDI ISLAM
( Posisi islam di
antara agama-agama lain )
Dosen
pembimbing:
Fachrin
cholil, M.Pd.I
Di
Susun Oleh :
M.Mahfudz nasir :15 11010297 Lailatul Hikmah:1511010292
Luthfi Al-Hadi : 1511010295 Mei Astuti :
JURUSAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH
DAN KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG 2015/2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT.yang telah melimpahkan rahmat,
taufik,serta hidayahnya,sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “posisi islam di antara
agama-agama lain”. Makalah ini di susun untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah “Metode studi islam“.
Demikian pengantar yang dapat penulis sampaikan,dimana penulis pun
sadar bahwasanya penulis hanyalah seorang manusia yang tak luput dari kesalahan
dan kekurangan, sedangkan kesempurnaan hanyalam milik Allah SWT. Sehingga dalam
penulisan dan penyusunan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang konstruktif dan
senantiasa penulis terima dalam upaya evaluasi diri
Akhirnya penulis hanya bias berharap bahwa dibalik tidak kesempurnaan penulisan
dan penyusunan makalah ini dapat di temukan sesuatu yang bisa memberikan manfaat dan hikmah bagi penulis,pembaca dan bagi seluruh
mahasiswa mahasiswi institute agama
islam negeri raden itan lampung
Amiin amiin amiin ya mujibassailiin
Bandar lampung, 02 Oktober
2015
Penulis
DAFTAR ISI HAL
KATA PENGANTAR..............................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................ii
BABI
PENDAHULUAN
...........`.....................................................................1
A. Latar Belakang ............................................................................1
B. Rumusan Masalah .......................................................................1
BAB II
PEMBAHASAN
1.
POSISI ISLAM DI ANTARA AGAMAAGAMA
LAIN........2
BAB III
PENUTUP...............................................................................
................9
A.kesimpulan.............................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................10
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Sebelum islam datang ke dunia ini,
telah terdapat sejumlah agama yang di anut oleh manusia
Para ahli ilmu
perbandingan agama membagi agama secara garis besar kedalam dua bagian:
1.
kelompok agama
yang di turunkan oleh tuhan melalui wahyu-Nya sebagai mana termaktub dalam
kitab suci al qur’an dan agama ini biasanya di sebut dengan samawi (agama
langit) karena berasal dari langit.yang termasuk kedalam kelompok ini antara
lain yahudi,nasrani dan islam.
2.
Kelompok agama
yang di dasarkan pada hasil renungan mendalam dari tokoh yang membawanya
sebagaimana terdokumentasikan dalam kitab suci yanh di susunya dan agama ini
biasanya di sebut dengan agama ardli(agama bumi) karna berasal dari bumi. Yang
termasuk kedalam kelompok agama ini antara lain hindu, budha,majusi,kong hucu
dan lain sebagainya[1]
Agama-agama
tersebut hingga saat ini masih dianut oleh umat manusia didunia dan disampaikan
secara turun temurun oleh penganutnya.
B.
Rumusan masalah
1.
Bagaimana
posisi islam di antara agama-agama lain ?
2.
Apa peran islam
terhadap agama-agama lain ?
3.
Apakah islam
menjadi unsur pembaruan terhadap agama-agama lain ?
BAB
II
PEMBAHASAN
1.
Posisi Islam di
antara agama-agama lain
Islam adalah agama yang terakhir
diantara sekalian agama besar di dunia yang semuanya merupakan kekuatan raksasa
yang menggerakkan revolusi dunia, dan mengubah nasib sekalian bangsa.Selain
itu, Islam bukan saja agama yang terakhir, melainkan agama yang melingkupi
segalanya dan mencakup sekalian agama yang datang sebelumnya.Untuk
menjaga kesucian nafs ini maka manusia harus selalu dekat dengan Tuhan dengan
bimbingan agama[2]
Mengenai posisi Islam terhadap
agama-agama yang datang sebelumnya dapat dikemukakan sebagai berikut, yakni:
Pertama, dapat dilihat dari ciri khas agama
Islam yang paling menonjol, yaitu bahwa Islam menyuruh para pemeluknya agar
beriman dan mempercayai bahwa agama besar di dunia yang datang sebelumnya
diturunkan dan diwahyukan oleh Allah Ta’ala. Salah satu rukun Iman ialah bahwa
seseorang harus beriman kepada sekalian Nabi yang di utus sebelum Nabi Muhammad
SAW.
Di
dalam Al-Qur’an dijumpai ayat-ayat yang menyuruh umat Islam mengakui
agama-agama yang diturunkan sebelumnya sebagai bagian dari rukun Iman. Dalam surat
Al-Baqarah ayat 136:
قُولُوا
آمَنَّا بِاللَّهِ وَمَا أُنْزِلَ إِلَيْنَا وَمَا أُنْزِلَ إِلَىٰ إِبْرَاهِيمَ
وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ وَالْأَسْبَاطِ وَمَا أُوتِيَ مُوسَىٰ
وَعِيسَىٰ وَمَا أُوتِيَ النَّبِيُّونَ مِنْ رَبِّهِمْ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ
أَحَدٍ مِنْهُمْ وَنَحْنُ لَهُ مُسْلِمُونَ
Artinya:
Katakanlah (hai orang-orang mukmin”. : “Kami
beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan kepada kami dan apa yang
diturunkan kepada Ibrahim, Isnail, Ishaq, Ya’qub dan anak-cucunya serta apa yang
diberikan kepada Musa dan Isa serta apa yang diberikan kepada para Nabi dari
Tuhan mereka, dan kami tak membeda-bedakan salah satu di antara mereka.”(qs
surat Al-baqoroh ayat 136)
Qs Al baqoroh ayat 4
وَالَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ وَمَا
أُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ وَبِالآخِرَةِ هُمْ يُوقِنُونَ (4)
Artinya:
dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al Qur’an)
yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu,
serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat. ( al-Baqarah : 4)
قَالَ اِبْن عَبَّاس وَاَلَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِمَا أُنْزِلَ
إِلَيْك وَمَا أُنْزِلَ مِنْ قَبْلك أَيْ يُصَدِّقُونَ بِمَا جِئْت بِهِ مِنْ
اللَّه وَمَا جَاءَ بِهِ مِنْ قَبْلك مِنْ الْمُرْسَلِينَ لَا يُفَرِّقُونَ
بَيْنهمْ وَلَا يَجْحَدُونَ مَا جَاءُوهُمْ بِهِ مِنْ رَبّهمْ
Mengenai Firman Allah “dan mereka yang beriman
kepada Kitab (Al Qur’an) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang
telah diturunkan sebelummu,”, Ibnu ‘Abbas berkata : mereka membenarkan
apa yang engkau (Muhammad) bawa dari Allah dan apa yang dibawa olehpara Rasul
sebelum dirimu. Mereka sama sekali tidak membedakan
antara para Rasul tersebut serta tidak ingkar terhadap apa yang mereka bawa
dari Rabb mereka.
{ وَبِالآخِرَةِ هُمْ يُوقِنُونَ},
وَبِالْآخِرَةِ هُمْ يُوقِنُونَ أَيْ بِالْبَعْثِ
وَالْقِيَامَة وَالْجَنَّة وَالنَّار وَالْحِسَاب وَالْمِيزَان وَإِنَّمَا
سَمَّيْت الْآخِرَة لِأَنَّهَا بَعْد الدُّنْيَا
yaitu mereka yakin akan adanya hari kebangkitan, kiamat, surga,
neraka, perhitungan dan timbangan. Dan disebut akhirat karena ia setelah
kehidupan dunia.
Berdasarkan ayat tersebut terlihat jelas bahwa posisi Islam di
antara agama-agama lainnya dari sudut keyakinan adalah agama yang meyakini dan
mempercayai agama yang di bawa oleh para Rasul sebelumnya.
Dengan demikian orang Islam bukan saja beriman kepada Nabi Muhammad
SAW, melainkan beriman pula kepada semua
Nabi.
Kedua, posisi Islam di antara agama-agama di dunia dapat pula dilihat dari
ciri khas agama Islam yang memberinya kedudukan istimewa di antara sekalian
agama.Selain menjadi agama yang terakhir, dan yang meliputi semuanya, Islam
adalah pernyataan kehendak Ilahi yang sempurna. Dalam Al-Qur’an dinyatakan
dalam surat Al-Maidah ayat 3 yang berbunyi :
حُرِّمَتْ عَلَيْكُمُ
الْمَيْتَةُ وَالدَّمُ وَلَحْمُ
الْخِنزِيرِ وَمَآ أُهِلَّ
لِغَيْرِ اللّٰـهِ بِهِۦ
وَالْمُنْخَنِقَةُ وَالْمَوْقُوذَةُ
وَالْمُتَرَدِّيَةُ وَالنَّطِيحَةُ وَمَآ
أَكَلَ السَّبُعُ إِلَّا مَا
ذَكَّيْتُمْ وَمَا ذُبِحَ عَلَى
النُّصُبِ وَأَن تَسْتَقْسِمُوا۟
بِالْأَزْلٰمِ ۚ ذٰلِكُمْ فِسْقٌ
ۗ الْيَوْمَ يَئِسَ
الَّذِينَ كَفَرُوا۟ مِن دِينِكُمْ
فَلَا تَخْشَوْهُمْ وَاخْشَوْنِ
ۚ الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ
دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ
نِعْمَتِى وَرَضِيتُ لَكُمُ
الْإِسْلٰمَ دِينًا ۚ فَمَنِ
اضْطُرَّ فِى مَخْمَصَةٍ غَيْرَ
مُتَجَانِفٍ لِّإِثْمٍ ۙ
فَإِنَّ اللّٰـهَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ
﴿المائدة:٣﴾
Artinya:
“Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi,
(daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang
terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang
sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk
berhala. Dan (diharamkan juga) mengundi nasib
dengan anak panah, (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan.Pada
hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab
itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku.Pada hari ini
telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu
nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu.Maka barang siapa
terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.”
Sebagaimana halnya bentuk-bentuk
kesadaran yang lain, kesadaran beragama bagi manusia sedikit demi sedikit dan
berangsur-angsur dari abad ke abad mengalami kemajuan. Demikian pula wahyu tentang
Kebenaran agung yang diturunkan dari langit juga mengalami kemajuan, dan ini
mencapai titik kesempurnaan dalam Islam. Kebenaran agung inilah yang
diisyaratkan oleh Yesus dalam sabdanya: Banyak lagi perkara yang aku hendak
katakan kepadamu, tetapi sekarang ini tiada kamu dapat menanggung dia. Akan
tetapi Ia sudah datang, yaitu Roh Kebenaran, maka Ia pun akan membawamu kepada
segala kebenaran[3]
Ketiga, posisi Islam diantara agama-agama
lainnya dapat dilihat dari peran yang dimainkannya. Dalam hubungan ini agama
Islam memiliki tugas besar, yaitu:
1.
Mendatangkan
perdamaian dunia dengan membentuk persaudaraan di antara sekalian agama-agama
di dunia[4]
2.
Menghimpun
segala kebenaran yang termuat dalam agama yang telah ada sebelumnya[5]
3.
Memperbaiki kesalahan-kesalahan
yang diperbuat oleh para penganut agama sebelumnya yang kemudian dimasukkan
kedalam agamanya itu[6]
4.
Mengajarkan
kebenaran abadi yang sebelumnya tak pernah diajarkan, berhubung keadaan bangsa
atau umat pada waktu itu masih dalam taraf permulaan dari tingkat perkembangan
mereka, dan yang terakhir adalah memenuhi segala kebutuhan moral dan rohani
bagi umat manusia yang selal bergerak maju
Keempat, posisi Islam di antara agama-agama lain dapat pula dilihat dari
adanya unsur pembaruan didalamnya,.Dengan datangnya Islam, agama memperoleh
arti yang baru. Ada dua hal mengenai hal ini, yaitu:
1.
Agama tak boleh
dianggap sebagai digma yang orang harus menerimanya, jika ia ingin selamat dari
siksaan yang kekal.
2.
Ruang lingkup
agama itu tak terbatas pada kehidupan akhirat saja melainkan juga mencakup
kehidupan dunia. Dengan kehidupan dunia yang baik, manusia dapat mencapai
kesadaran akan adanya kehidupan yang lebih tinggi.
Kelima,
posisi agama terhadap agama-agama lain dapat dilihat dari dua sifat yang
dimiliki ajaran Islam, yaitu akomodatif dan persuasif. Islam berupaya mengakomodir
ajaran-ajaran agama masa lalu dengan memberikan makna dan semangat baru
didalamnya. Dan Islam terhadap agama lainnya adalah bersikap persuasif, yaitu
dari satu segi Islam melihat adanya hal-hal yang tidak disetujui dan harus
dihilangkan, namun dari segi lain Islam mengupayakan agar proses menghilangkan
tradisi yang demikian itu tidak menimbulkan gejolak sosial yang merugikan.
Proses tersebut dilakukan secara bertahap sambil menjelaskan makna larangan
tersebut yang disesuaikan dengan tingkat kemampuan intelektualmereka, hingga
akhirnya perbuatan tersebut benar-benar ditinggalkan oleh masyarakat.
Keenam, hubungan
Islam dengan agama lain dapat dilihat pada ajaran moral atau akhlak yang mulia
yang ada didalamnya. Contoh ajaran moral dalam agama yaitu ajaran tentang
pengendalian diri dari memperturutkan hawa nafsu yang berakibat pada terjadinya
tindakan kejahatan.Ajaran tentang pengendalian diri dapat pula dijumpai dalam
ajaran Yahudi yang di bawa oleh Nabi Musa. Dalam agama Yahudi terdapat perintah
Tuhan yang meliputi :
1.
Pengakuan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa
2.
Larangan
menyekutukan Tuhan dengan apa saja dan dimana saja
3.
Larangan
menyebut nama Tuhan dengan kata-kata yang dapat menyia-nyiakan-Nya
4.
Memuliakan hari
pemberhentian Tuhan dan menciptakan yaitu hari Sabbat
5.
Menghormati
ayah dan ibu
6.
Larangan
membunuh sesama manusia
7.
Larangan
berbuat zina
8.
Larangan
mencuri
9.
Larangan
menjadi saksi palsu, dan
10.
Menahan
dorongan hawa nafsu/keinginan untuk memiliki sesuatu yang bukan menjadi
miliknya.
Ajaran
tentang pengendalian hawa nafsu keduniaan (hedonisme) yang diikuti oleh
keharusan melakukan perbuatan yang baik bagi kemanusiaan dalam makhluk lainnya
dapat dijumpai pula dalam ajaran Islam yang bersumberkan pada Al-Qur’an dan
As-Sunnah.
Al-Qur’an
mengingatkan kepada penganutnya agar jangan memperturutkan hawa nafsu, karena
mereka yang mengikuti hawa nafsunya akan mudah terjerumus kedalam kehidupan
yang menyengsarakan.
Ajaran
sepuluh firman Tuhan sebagaimana yang terdapat dalam agama Yahudi yang di bawa
oleh Nabi Musa juga dapat dijumpai dalam ajaran Islam sebagaimana termuat dalam
surat Al-Isra’ (17) ayat 23-37, yaitu :
1.
Diperintahkan
agar beribadah hanya kepada Allah semata.
2.
Diperintahkan
agar menghormati kedua orangtua dengan cara mengasihaninya pada saat kedua
orangtua tersebut sudah lanjut usia, merendahkan hati, tidak mengeluarkan kata-kata yang
menyakitinya melainkan dengan ucapan yang mulia dan menyenangkan, serta
senantiasa memanjatkan doa untuk keduanya.
3.
Memberikan
bantuan kepada karib-kerabat, orang miskin dan ibnu sabil.
4.
Dilarang
menghambur-hamburkan harta benda tanpa tujuan (mubadzir).
5.
Dilarang
bersikap bakhil dan tidak pula bersikap boros.
6.
Dilarang membunuh
anak kandung sendiri yang disebabkan karena takut miskin.
7.
Dilarang
membunuh orang lain kecuali ada alasan yang membolehkannya.
8.
Dilarang
memakan harta anak yatim kecuali dengan cara yang dianggap baik dan menyerahkan
harta tersebut kepada mereka menjelang dewasa.
9.
Diperintahkan
agar menyempurnakaan timbangan dan takaran.
10.
Tidak menjadi
saksi palsu, karena pendengaran, penglihatan dan hati sanubari kan dimintakan
pertanggungjawabannya.
11.
Dilarang
bersikap sombong, congkak dan tinggi hati.
Berdasarkan
ayat-ayat tersebut, terlihat dengan jelas bahwa posisi ajaran Islam diantara
agama-agama lain selain mengoreksi dan membenarkan juga melanjutkan sambil
memberikan makna-makna baru dan tambahan-tambahan yang sesuai dengan kebutuhan
zaman.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan
uraian di atas, terlihat dengan jelas bahwa posisi Islam di antara agama-agama
lain tampak bersifat adil, objektif dan proporsional.Dengan sifatnya yang adil
ajaran Islam mengakui eksistensi dan peran yang dimainkan agama-agama yang
pernah ada di dunia. Sebagai yang bersifat objektif, ajaran islam memberikan
penilaian apa adanya terhadap agama-agama lain. Agama lain yang membenarkan
akan dibenarkan oleh Islam, dan apabila agama lain menyesatkan maka akan diperbaiki
oleh ajaran Islam. Dan terhadap ajaran agama yang tidak seimbang dalam
memberikan perhatian, diberikan perhatian yang proporsional. Dengan pandangan
yang demikian itu, Islam bukanlah agama yang eksklusif akan tetapi Islam tidak
mau berkompromi dan berdialog dengan agama lain, melainkan agama yang terbuka,
rasional, objektif dan demokratis. Islam adalah untuk orang-orang yang dapat
menggunakan pemikirannya.Dengan sifatnya yang demikian itu, maka Islam telah
tampil sebagai penyempurna, korektor, pembenar dan sekaligus sebagai pembaru.
Posisi
Islam yang demikian itu membawa penganut Islam sebagai umat yang ideal, menjadi
pemersatu dan perekat di antara agama-agama yang ada di dunia.
Namun
demikian, diketahui bahwa di antara agama-agama tersebut terdapat segi-segi
perbedaan yang secara spesifik dimiliki oleh masing-masing.Segi-segi perbedaan
yang spesifik tersebut terdapat pada ajaran yang bersifat
teologis-normatif.Yaitu ajaran yang diyakini benar, tanpa memerlukan
dalil-dalil yang harus memperkuatnya.Ajaran tersebut dianggap sebagai yang
ideal dan harus dilaksanakan.Ajaran-ajaran yang demikian itu berkaitan dengan
keyakinan (teologis) dan ritualistik yakni peribadatan.Terhadap ajaran-ajaran
yang demikian itu, masing-masing agama dianjurkan untuk saling menghargai dan
menghormati.
DAFTAR PUSTAKA
Abuddin Nata, MA, Prof. Dr. H. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta
2004
Jumlah Muslim di Dunia Melonjak Tajam, Republika Online 08
Oktober 2009
Abuddin Nata, Metodologi studi
Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004), hal. 119
Muhsin Qiraati, Lesson From
Alqur’an, edisi terjemah oleh MJ. Bafaqih dan Dede Aswar Nurhamsyah, (Bogor:
Cahaya, 2004), hal. 28
Las Vegas Casino: Review for 2021 - JTM Hub
BalasHapusWynn is an all-in-one resort located in Las Vegas 충청북도 출장안마 Strip, 동해 출장마사지 of Wynn Resort King room and suites 부산광역 출장안마 all 경상남도 출장마사지 in one bedroom bedroom, a hotel with a living room, and Rating: 4 · Review by JRM 시흥 출장마사지