Garapan
Manajemen Sekolah Dan Jenis-Jenisnya
Disusun guna memenuhi tugas
Mata Kuliah : Manajemen
Pendidikan Islam
Dosen
Pembimbing : Dra. Istihana, M.Pd.I
DISUSUN
OLEH :
KELOMPOK 5
M. MAHFUDZ
NASIR : 1511010297
YULIARTI :
M. ELOEN DARMAGA :
JURUSAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN INSTITUT AGAMA
ISLAM NEGERI RADEN INTAN
LAMPUNG 2015/2016
KATA PENGANTAR
Segala
puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama
nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulisan makalah ini dapat selesai
tepat pada waktunya. Pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas
pada mata kuliah "Manajemen
Pendidikan Islam".
Shalawat teriring salam kami haturkan kepada Nabi
Allah, Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat, dan para pengikut beliau
yang setia sampai akhir Zaman,
semoga kita semua mendapat safa’at beliau di yaumul qiamah kelak. Aamiin ya mujibassailiien.
Selanjutnya kami
ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen pembimbing. dan kepada
segenap pihak yang telah memberikan bimbingan serta arahan selama penulis
makalah ini.
Dalam penulisan
makalah ini kami sadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dalam
penulisannya, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif
dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Bandar Lampung, 8 Oktober
2016
Tim Penulis
DAFTAR
ISI
HALAMAN
JUDUL
KATA
PENGANTAR................................................................................
i
DAFTAR
ISI................................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang...................................................................................
B. Rumusan
Masalah...............................................................................
C. Tujuan.................................................................................................
BAB II
PEMBAHASAN
A. Garapan
Manajemen Sekolah ..............................................................
B. Manajemen
Kurikulum ........................................................................
C. Manajemen
Kesiswaan ........................................................................
D. Manajemen
Sarana Prasarana ...............................................................
E.
Manajemen
Personalia/Anggota ..........................................................
F.
Manajemen
Keuangan .........................................................................
G. Manajemen
Hubungan Sekolah Dan Masyarakat ................................
H. Manajamen
Layanan Khusus ...............................................................
I.
Tantangan
Manajemen Sekolah ...........................................................
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan.........................................................................................
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tantangan
dalam pendidikan sekarang ini akan semakin kompleks dengan adanya perkembangan
teknologi dan kemajuan zaman yang semakin canggih. .Efisiensi pendidikan menuntut pengelolaan yang
semakin terdesentralisasikan. Aparatur pendidikan di daerah harus semakin mampu
mengelola dan melaksanakan teknis kependidikan secara otonom. Hal ini
diperlukan untuk membangun masyarakat di daerah masing-masing ke arah
kemandirian untuk mencapai kehidupan yang semakin merata dan sejahtera.
Kemajuan masyrakat yang di harapkan tidak mungkin dicapai tanpa kehadiran sekolah
sebagai organisasi yang menyelenggarakan proses pendidikan secara formal. Namun
sekolah bukan satu-satunya lembaga yang menyelenggarakan pendidikan, karena
masih ad institusi keluarga dan pendidikan luar sekolah. Untuk itu, pendidikan
perlu dipahami dalam konsep yang lebih luas dari sekedar sistem sekolah formal
(formal schoolling).
Bagaimanapun, pendidikan merupakan usaha suatu
kelompok masyarakat atau bangsa untuk mengembangkan kemampuan generasi muda
untuk mengenali dan menghayati nilai-nilai kebaikan dan kemuliaan hidup melalui
pembinaan potensi dan transformasi budaya mereka. Bloom menjelaskan bahwa
sekolah diciptakan untuk memberi bagian penting pendidikan generasi muda. Untuk
mewujudkan itu semua, maka masing-masing bagian penting dalam pendidikan
haruslah dikelola dengan baik. Pembahasan lebih lanjut tentang
manajemen-manjemen yang terkait dengan pendidikan akan dibahas dalam bab
pembahasan.
B. Rumusan Masalaha
1. Apa Jenis-jenis garapan manajmen sekolahan ?
2. Bagaimana penjelasan dari jenis-jenis manajmen
sekolahan ?
3. Bagaimana Tantangan manajemen sekolahan ?
C. Tujuan
1. Mengetahui Jenis-Jenis manajemen
sekolahan.
2. Memahami dan Memiliki wawasan tentang
bidang garap manajemen Sekolah.
3. Memahami tantangan manajemen sekolah.
BAB II
PEMBAHASAN
GARAPAN MANAJEMEN SEKOLAH
Bidang garapan manajemen
pendidikan meliputi: manajemen kurikulum, manajemen
kesiswaan, manajemen sarana dan prasarana, manajemen
personalia/anggota, manajemen keuangan, manajemen hubungan sekolah dengan
masyarakat dan manajemen layanan khususdan tantangan manajemen sekolah.
MANAJEMEN KURIKULUM
Kurikulum
memiliki pengertian yang sangat luas yaitu mencakup komponen yang lengkap
terdiri dari rumusan tujua pendidikan suatu lembaga (tujuan institusional)
sampai dengan penjabarannya dalam bentuk satuan acara perkuliahan yang akan
dilakukan oleh seorang tenaga pengajar sehari-hari. Oleh karena itu, menurut
Oliver (1977) kurikulum merupakan keseluruhan program pendidikan di lembaga
pendidikan yang meliputi; elemen program studi, elemen pengalaman belajar,
elemen pelayanan, dan elemen kurikulum tersembunyi. Pengelolaan kurikulum di
sekolah harus melalui beberapa tahapan, antara lain:
1. Tahapan prencanaan; pada tahap
ini kurikulum perlu dijabarkan sampai menjadi rencana pengajaran (RP).
2. Tahapan pengorganisasian dan
koordinasi; kepala sekolah pada tahap ini mengatur pembagian tugas mengajar,
menyusun jadwal pelajaran, dan jadwal kegiatan ekstrakurikuler.
3. Tahapan pelaksanaan; dalam tahap ini tugas utama
kepala sekolah adalah melakuka supervisi dengan tujuan untuk membantu guru
menemukan dan mengatasi kesulitan yang dihadapi.
4. Tahapan pengendalian; dalam tahap ini ada dua
aspek yang perlu di perhatikan, yaitu: evaluasi dikaitkan dengan tujuannya dan
pemanfaatan hasil evaluasi.[1]
Menurut Norwood dan
kawan-kawan, kurikulum persekolahan hendaknya mengandung:
a. Upaya pembinaan rasa tanggungjawab dan
menghargai akal budi,
b.Menumbukan sikap di dalam
melakukan telaahan, serta mengembangkan sikap intelektual yang bebas dan
bertanggung jawab.
c. Memberikan sejumlah pengetahuan dan pengertian
tentang fakta-fakta dan peristiwa-peristiwa yang menentukan dunia kehidupan
yang bakal di alaminya,
d. Mengembangkan
kemampuan murid untuk menyadari masalah-masalah dan resiko-resiko yang bakal
muncul di dalam pengambilan tindakan atau pilihan di sepanjang hidupnya kelak.
Menurut laporan Newson (1963),
yang di dalamnya banyak memuat tentang konten dan sifat kurikulum masa lampau
dan metode pengajarannya, maka tujuan kurikulum baru itu haruslah;
a. Mengembangkan keterampilan-keterampilan dasar,
b. Mengembangkan kemampuan berfikir, hasrat ingin
tahu dan membina kesadaran moral dan tingkah laku sosial,
c. Menanamkan pengertian mengenai dunia fisik dan
dunia masyarakat manusia,
d. Mengembangkan rasa tanggung
jawab pribadi dan sosial,
e. Memadukan aktivitas-aktivitas ekstrakurikuler
ke dalam totalitas program sekolah, dan
f. Menjelajahi
“dunia kehidupan lingkungannya” guna menjejaki berbagai kemungkinan, baik bagi
upaya pengembangan masyarakat lingkungannya, maupun bagi pengembangan minat dan
karirnya.
MANAJEMEN KESISWAAN
Berkenaan dengan manajemen kesiswaan,
ada beberapa prinsip dasar yang harus mendapat perhatian berikut ini ;Semua siswa harus diperlakukan sebagai subjek bukan
sebagai objek, sehingga harus didorong untuk berperan serta dalam setiap
perencanaan dan pengambilan keputusan yang terkait dengan kegiatan mereka.
a. Keadaan
dan kondisi siswa sangat beragam, ditinjau dari kondisi fisik, kemampuan
intelektual, sosial ekonomi, minat dan sebagainya.
b. Pada
dasarnya siswa hanya akan termotivasi belajar, jika mereka menyenangi apa yang
diajarkan. Perkembangan kondisi anak tidak hanya menyangkut ranah kognitif,
tetapi juga ranah afektif dan psikomotorik.[2]
MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA
Dari segi jenisnya, secara
makro seluruh lingkungan fisik dalam suatu satuan pendidikan yang dirancamg
untuk memberikan fasilitas dalam proses pedidikan, seperti rancangan halaman,
tata letak gedung, taman, prasarana jalan, tempat parkir dan lain-lain,
merupakan sarana pendidikan yang memerlukan pengololaan yang baik. Sedangkan
secara mikro, ada tiga komponen sarana pendidikan yang secara langsung
mempengaruhi kualitas hasil pembelajaan, yaitu buku pelajaran dan perpustakaan,
peralatan laboratorium atau bengkel kerja atau alat praktiknya, dan peralatan
pendidikan di dalam kelas.
Ditinjau dari segi fungsi dan pemanfaatannya, terutama
dalam konteks pembelajaran, Suharsimi membedakan menjadi tiga macam, yaitu;
alat pelajaran, alat peraga dan media pengajaran. Lebih jauh, Suharsimi garis
besar sarana dan prasarana meliputi lima hal, yaitu; penentuan kebutuhan,
proses pengadaan, pemakaian, pencatatan/ pengurusan, dan pertanggungjawaban.[3]
MANAJEMEN PERSONALIA/ANGGOTA
Personalia adalah semua
anggota organisasi yang bekerja untuk kepentingan organisasi yaitu untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan. Manajemen personalia adalah bagian
manajemen yang memperhatikan orang-orang dalam organisasi, yang merupakan salah
satu sub manajemen. Perhatian terhadap orang-orang itu mencakup merekrut,
menempatkan, melatih, mengembangkan dan meningkatkan kesejahteraan mereka yang
dikatakan fungsi manajemen personalia. Fungsi ini menunjukan apa yang harus
ditangani oleh manajer pada segi personalia.
Ruang lingkup manajemen
personalia meliputi pembentukan staf dan penilaian, melatih dan mengembangkan,
memberi kesejahteraan uang dan pelayanan, memperhatikan kesehatan dan keamanan,
memperbaiki antar hubungan, merencanakan personalia serta mengadakan penelitian
personalia.[4]
Ada istilah yang lebih populer
dari manajemen personalia yaitu Man Power Management atau
Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM). Persamaannya dengan manajemen personalia
adalah keduanya merupakan ilmu yang mengatur unsur manusia dalam suatu
organisasi, agar mendukung terwujudnya tujuan
Ada beberapa pendekatan dalam
perencanaan pendidikan antara lain adalah pendekatan tuntunan sosial,
ketenagakerjaan, biaya – keuntungan, ekonomi dan sebagainya. Perencanaan
personalia terutama menyangkut pendekatan ketenagakerjaan. Perencanaan
personalia mencakup jumlah dan jenis kerampilan/keahlian orang, ditempatkan
pada pekerjaan yang tepat, pada waktu tertentu yang dalam jangka panjang
memberikan keuntungan bagi individu dan organisasi. Komponen-komponen dalam
segi personalia adalah tujuan, perencanaan organisasi, pendataan personalia,
menafsirkan kebutuhan personalia, dan program tindakan. Pendataan personalia
adalah pengumpulan data tentang personaliadalam lembaga pendidikan dan
menganalisisnya biasanya dalam janka waktu satu tahun.
Salah
satu aktivitas untuk mempertahankan kelangsungan suatu organisasi pendidikan
adalah dengan jalan mengembangkan personalia pendidikan yang bertujuan untuk
mencegah pemakaian pengetahuan yang sudah usang dan pelaksanaan tugas yang
sudah ketinggalan zaman. Tujuan latihan dan pendidikan personalia adalah (1)
untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas output, (2) merealisasi perencanaan
personalia, (3) meningkatkan moral kerja dan penghasilan/kesejahteraan serta
kesehatan dan keamanan, (4) untuk mengembangkan personalia dan mencegah
ketuaan.
Ada beberapa prinsip dasar
yang harus dipegang oleh kepala sekolah dalam menerapkan manajemen personalia,
yaitu:
a. Dalam
mengembangkan sekolah, SDM adalah komponen paling berharga;
b. SDM akan
berperan secara optimal jika dikelola dengan baik sehingga mendukung
tercapainya tujuan institusi/lembaga sekolah;
c. Kultur dan
suasana organisasi di sekolah, serta prilaku manajerial kepala sekolah sangat
berpengaruh terhadap pencapaian tujuan pengembangan sekolah;
d. Manajemen personalia
di sekolah pada prinsipnya mengupayakan agar setiap warga dapat bekerja sama
dan saling mendukung untuk mencapai tujuan sekolah.[5]
MANAJEMEN KEUANGAN
Ada tidak tiga persoalan pokok
dalam manajemen pebiayaan pendidikan, yaitu: (1) financing, menyangkut
dari mana sumber pembiayaan diperoleh, (2) budgeting, bagaimana
dana pendidikan dialokasikan, dan (3) accountabillty, bagaimana
anggaran yang diperoleh digunakan dan dipertanggungjawabkan.
Pembiayaan
sekolah adalah kegitan mendapatkan biaya serta mengelola anggaran pendapatan
dan belanja pendidikanterutama tingkat menengah, sebab untuk pendidikan dasar,
berkenaan dengan adanya Wajib Belajar, semestinya pembiayaan ditanggung oleh
pemerintah. Bagi sekolah-sekolah yang berstatus negeri, sumber dana sekolah
terbagi dua bagian, yaitu: (1) dana dari pemerintah, yang umumnya terdiri dari
dana rutin, meliputi jagi serta biaya operasional sekolah dan perawatan
fasilitas, dan dana dari masyarakat, yang sekarang melalui komite sekolah, ada
yang digali dari orang tua siswa maupun sumbangan dari masyarakat luas maupun
dunia usaha dan bahkan ada beberapa sekolah yang mampu membangunnetworking cukup
bagus sehingga mendapatkan pembiayaan pendidikan yang cukup besar.
Dilihat dari segi penggunaan,
sumber dana dapat dibagi menjadi (1) anggaran untuk kegiatan rutin, yaitu gaji,
biaya operasional keseharian sekolah, dan anggaran untuk pengembangan sekolah.
Lahirnya UU Otonomi Daerah ( UU Nomor 22 dan 25 Tahun 1999, kemudian
disempurnakan dengan UU Nomor 32 dan 33 Tahun 2004), yang diikuti dengan
peraturan perundang-undangan lainnya, mempunyai dampak yang besar bagi sistem
manajemen pembiayaan pendidikan di Indonesia.[6]
Anggaran berfungsi sebagai
perencanaan dan pengendalian kegiatan. Secara formal pengendalian anggaran menentukan
pelaksanaan anggaran dan membandingkannya dengan data-data anggaran, untuk
menentukan apakah perlu mengadakan tindakan-tindakan perbaikan.[7]
MANAJEMEN HUBUNGAN SEKOLAH DAN MASYARAKAT
Istilah Humas pertama kali
dikemukakan oleh Thomas Jefferson (presiden AS) tahun 1807. Namun, apa yang
dimaksud dengan istila public relations pada waktu itu
dihubungkan dengan foreign relations. Menurut Griswold (1966),
humas merupakan fungsi manajemen yang diadakan untuk menilai dan menyimpulkan
sikap-sikap publik, menyusuaikan policydan prosedur instansi atau
organisasi dengan kepentingan umum, menjalankan suatu program untuk mendapatkan
pengertian dan dukungan masyarakat. Sementara itu, Bonar (1977) mengemukakan
bahwa humas menjalankan usahanya untuk mecapai hubungan yang harmonis antara
suatu badan organisasi dengan masyarakat sekelilingnya. Hadari Nawawi (1981)
menyebutkan bahwa beban tagas humas adalah melakukan publilitas tentang
kegiatan organisasi kerja yang patut diketahui oleh pihak luar secara luas.
Dalam konteks pendidikan, Purwanto (1975) mengemukakan bahwa hubungan sekolah
dengan masyarakat mencakup hubungan sekolah dengan sekolah lain, sekolah dengan
pemerintah setempat, sekola dengan instansi dan jawatan lain, dan sekolah
dengan masyarakat pada umumnya. Hendaknya semua hubungan itu merupakan hubungan
kerja sama yang bersifat pedagogis, sosiolois, dan produktif yang dapat
mendatangkan keuntungan dan perbaikan serta kemajuan bagi kedua belah
pihak.[8]
Secara sistematik dapat dijelaskan bahwa hubungan
sekolah dan masyarakat dapat dilihat dari dua segi, yaitu: (1) sekolah sebagai
partner masyarakat di dalam melakukan fungsi pendidikan, dan (2) sekolah
sebagai produsen yang melayani pesanan-pesanan pendidikan dari
masyarakat lingkungannya.[9]
Organisasi pendidikan
merupakan sistem yang terbuka yang berarti lembaga pendidikan selalu mengadakan
kontak hubungan dengan lingkungannya yang disebut suprasistem. Hanya sistem
terbuka yang memiliki negentropy, yaitu suatu usaha yang
terus-menurus untuk menghalangi kemungkinan terjadinya entropy atau
kepunahan. Lembaga pendidikan sesungguhnya melaksanakan fungsi rangkab terhadap
masyarakat yaitu memberi layanan dan sebagai agen pembaru atau penerang, Stoop
menyebutnya sebagai fungsi layanan yaitu karena ia melayani kebutuhan-kebutuhan
masyarakat, dan fungsi pemimpin sebab ia memimpin masyarakat disertai dengan
penemuan-penemuannya untuk memajukan kebutuhan masyarakat. Sebagai lembaga yang
berfungsi sebagai agen pembaruan terhadap masyarakatnya, ia hendaknya
mengikutsertakan masyarakat agar pekerjaannya lebih efektif. Dalam usaha
membina hubungan dan kerja sama antara lembaga pendidikan dan masyarakat,
sesungguhnya sudah ada beberapa badan yang dapat membantu para manajer
pendidikan, seperti; Dewan Penyantun bergerak di perguruan tinggi, Dewan
Pendidikan dan Komite Sekolah bergerak di sekolah, dan Yayasan Pendidikan bisa
bergerak di perguruan tinggi atau sekolah yang berstatus swasta.[10]
MANAJEMEN LAYANAN KHUSUS
Manajemen layanan khusus di sekolah ditetapkan dan
diorganisasikan untuk memudahkan atau memperlancar pembelajaran, serta dapat
memenuhi kebutuhan khusus siswa di sekolah. Diantaranya meliputi:
manajemen layanan bimbingan konseling, layanan perpustakaan sekolah, layanan
kesehatan, layanan asrama, dan manajemen layanan kafetaria/kantin sekolah.
Layanan-layanan tersebut harus di kelola secara baik dan benar sehingga dapat
membantu memperlancar pencapaian tujuan pendidikan di sekolah. Kusmintardjo,
pelayanan khusus atau pelayanan bantuan diselenggarakan di sekolah dengan maksud
untuk memperlancar pelaksanaan pengajaran dalam rangka pencapaian tujuan
pendidikan di sekolah. Berikut ini adalah jenis-jenis layanan khusus yang di
sediakan sekolah: Layanan Bimbingan dan Konseling (BK), layanan Kesehatan
Sekolah (UKS), layanan kafetaria sekolah, layanan asrama sekolah, layanan
transportasi sekolah, layanan perpustakaan sekolah, layanan laboratorium
sekolah.
TANTANGAN MANAJEMEN SEKOLAH
Dalam era informasi keberadaan
keluarga memberikan implikasi penting bagi sistem baru pendidikan. Menurut
Reigeluth dan Garfinkel bahwa model karakteristik masyarakat informasi sebagai
berikut:
a. Tujuan dan model
berkisar pada proses pengorganisasian iptek mengenai informasi pengembangan
pengembangan pengetahuan,
b. Dasar kekuatannya
adalah perluasan kekuatan kognitif dengan teknologi tinggi,
c. Paradigma adalah
berfikir sistemik munculnya hubungan sebab-akibat, kompleksitas dinamis,
orientasi ekologi,
d. Berkembangnya
teknologi: proses pengumpulan, pengorganisasian, penyimpanan informasi,
jaringan komunikasi,dan sistem perencanaan dan rancangan,
e. Komoditi pokok:
informsi dan pengetahuan sebagai kunci produk, manusia profesional dan
pelayanan teknik adalah komoditi utama,
f. Pola
kosumsi: lebih kecil dan efesien
g. Karakteristik
organisasi: keterpaduan, sinergi, perubahan dan fleksibelitas.[11]
Banyak peluang yang dapat
dimanfaatkan sekolah di antaranya: gerakan mutu, kemajuan media komunikasi
massa, multi media dan kesadaran masyarakat baru akan pendidikan berkualitas
dan berbasis kepada masyarakat (Community Based Education). Artinya,
kepala sekolah bersama guru-guru dan pihak terkait (stakeholder) perlu
bersikap proaktif dalam menjawab tantangan perubahan agar sekolah mampu
memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap pendidikan. Menurut Suparno, SJ. et.
dkk. (2003) pola kepemimpinan kepala sekolah amat berpengaruh dan sangat
menentukan kemajuan sekolah. Kepemimpinan kolaboratif diperkirakan yang akan
dapat menyediakan fasilitas dan dapat menyediakan sumber daya (resources)
bagi kemajuan sekolah. Sedangkan tantangan sekolah di era informasi, di antara:
perubahan niai-nilai/norma, liberalisasi, ekonomi, Iptek yang canggih dan
bahaya narkoba. Setiap peluang perlu dimanfaatkan dan dioptimalkan, sedangkan
setiap tantangan perlu diantispasi, sehingga peranan sekolah tetap dapat
ditingkatkan sesuai dengan peluang yang ada.peranan sekolah berkaitan secara
langsung dengan pengembangan sumber daya manusia (human resources
development).
Sekolah harus menjadi penyalur semua informasi,
pengetahuan, sumberdaya dan metodelogi belajar, sekolah juga harus menjadi
tempat dan pusat pembelajaran, tempat kerja dan pusat pemeliharaan. Menghadapi tantangan pada era
informasi dn perubahan sosial yang semakin cepat, pendidikan masa depan perlu
sejak dini (mulai pendidikan dasar) melatih peserta didik untuk mampu belajar
mandiri. Tranformasi dari masyarakat yang lamban, tidak kreatif dan bodoh
kepada terbentuknya masyarakat yang belajar (Learning Society) dengan
kreativitas yang tinggi menjadi sasaran pembelajaran[12]
Pengetahuan dan pembelajaran
masyarakat dalam era informasi bermakna Trier dalam Prospects, sebagai
berikut:
a. Perolehan dan penggunaan pengetahuan adalah proses
penting dalam proses inovasi, perubahan dan pembangunan masyarakat,
b. Penetahuan tertentu harus didasarkan atas kerjasama
dari orang dalam berbagai kelompok,
c. Kesiapan dari
pengetahuan masyarakat harus didasarkan atas kritera dan pengorganisasian dari
pembelanjaan masyarakat, dan
d. Semua
tingkatan usia dri pembelajar harus mencakup dorongan kebutuhan menuju
munculnya pembelajaran efektif[13]
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Dalam era globalisasi,
pendidikan semakin menjadi sasaran masyarakat untuk penentuan masa depan anak
bangsa. Hal ini menjadi tantangan penting untuk lembaga pendidikan, di antara
tantangan yang paling penting daam kaitan pelaksanaan otonomi daerah adalah
tersusunnya kebijakan untuk mendelegasikan sebagian wewenang pemerintah pusat
ke daerah di bidang pendidikan berdasarkan perundang-undangan yang berlaku.
Jalannya
suatu organisasi sangat di pengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain;
personalia sebagai faktor produksi dalam suatu organisasi pendidikan, siswa
sebagai input, masyarakat sebagai stakeholder,
masayarakat sebagai relasi yang paling utama, dan pembiayaan atau keuangan
sebagai penunjang organisasi. Semua faktor ini harus dikelola secara baik dan benar
oleh manajer selaku EMASLIM.
[7]
George R. Terry, Prinsip-Prinsip
Manajemen, Terj. J. Smith D.F.M. (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2006), hal.
192
[9] Syarufuddin & Irwan Nasution, Manajemen
Pembelajaran, (Jakarta : Quantum Teaching, 2005), hal. 4-5
DAFTAR PUSTAKA
George R. Terry, 2006, Prinsip-Prinsip Manajemen, Terj. J. Smith D.F.M. Jakarta : PT.
Bumi Aksara.
Hasbullah,
2007, Otonomi Pendidikan,
Jakarta : PT. RajaGrafindo.
Made
Pidarta,2004,Manajemen
Pendidikan Indonesia, Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Syarufuddin & Irwan
Nasution, 2005, Manajemen
Pembelajaran, Jakarta : Quantum Teaching.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar